Rabu, 18 Jun 2014

Khusyuk Dalam Solat


*Arti Khusyu’ Dan Hakekatnya…
Secara bahasa khusyu’ berarti as-sukuun (diam/tenang) dan at-tadzallul (merendahkan diri). Sifat mulia ini bersumber dari dalam hati yang kemudian pengaruhnya terpancar pada anggota badan manusia.

 Imam Ibnu Rojab rohimahullaah berkata, “Asal (sifat) khusyu’ adalah kelembutan , ketenangan, ketundukan, dan kerendahan diri dalam hati manusia (kepada Allah subhanahu wata’ala). Tatkala hati manusia telah khusyu’ maka semua anggota badan (selalu) mengikuti hati, sebagaimana sabda Rosulullaah shollallaahu ‘alayhi wa’alaa aalihi wasallam,

 ألا وإن في الجسد مضغة إذا صلحت صلح الجسد كله وإذا فسدت فسد الجسد كله ألا وهي القلب
 “Ketahuilah, sesungguhnya dalam tubuh manusia ada segumpal daging, jika segumpal daging itu baik maka akan baik seluruh tubuh manusia, dan jika segumpal daging itu buruk maka akan buruk seluruh tubuh manusia, ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati (qolbu) manusia.”

 Maka jika hati seseorang khusyu’, pendengaran, penglihatan, kepala, wajah, dan semua anggota badannya ikut khusyu’, (bahkan) semua yang bersumber dari anggota badannya.”

 {Kitab Al-Khusyu’ fish Sholah, hal.11-12.}

Imam Ibnul Qoyyim rohimahullaah berkata, “Para ulama sepakat (mengatakan) bahwa khusyu’ tempatnya dalam hati dan bahnya (tandanya terlihat) pada anggota badan.”

 {Kitab Madarijus Salikin,1/521.}
Syaikh ‘Abdurrahman As-Sa’di rohimahullaah berkata, “Khusyu’ dalam sholat adalah hadirnya hati (seorang hamba) di hadapan Allah dengan merasakan kedekatanNya, sehingga hatinya merasa tentram dan jiwanya merasa tenang, juga semua gerakan (anggota badannya) menjadi tenang, tidak berpaling (kepada urusan lain), dan bersikap santun di hadapan Allah, dengan menghayati semua ucapan dan perbuatan yang dilakukannya dalam sholat, dari awal sampai akhir. Maka dengan ini akan sirna bisikan-bisikan (setan) dan pikiran-pikiran yang buruk. Inilah ruh dan tujuan sholat.”

 {Keterangan Syaikh ‘Abdurrahman As-Sa’di dalam kitab Taisirul karimir Rahman, hal.547.}

 nilah makna ucapan salah seorang ulama salaf ketika beliau melihat seorang laki-laki yang bermain-main dalam sholatnya, “Seandainya hatinya orang ini khusyu’ maka akan khusyu’ semua anggota tubuhnya.”
 {Dinukil oleh Syaikhul Islam Abul Abbas dalam Majmu’ Fatawa, 18/273 dan Imam Ibnu Rojab dalam Al-Khusyu’ Fish Sholah, hal.12.}

Lebih lanjut, Imam Al-Baghowi rohimahullaah memaparkan makna ini dalam ucapan beliau, “Para ulama berbeda (pendapat) dalam makna khusyu’. Ibnu ‘Abbas rodhiyallaahu ‘anhu berkata, “(Orang-orang yang khusyu’ adalah) mereka yang selalu tunduk dan merendahkan diri (di hadapan Allah subhanahu wata’ala).”

Al-Hasan Al-Bashri rohimahullaah dan Qotadah rohimahullaah berkata, “(Mereka adalah) orang-orang yang selalu takut (kepadaNya)”, Muqotil berkata, “(Mereka adalah) orang-orang yang merendahkan diri (kepadaNya).”
Imam Mujahid rohimahullaah berkata, “Khusyu’ adalah menundukkan pandangan dan merendahkan suara”. Khusyu’ (artinya) mirip dengan khudhu’. Akan tetapi, khudhu’ ada pada (anggota) badan, sedangkan khusyu’ ada pada hati, badan, pandangan dan suara. Allah berfirman,

 
وَخَشَعَت الأَصْوَاتُ لِلرَّحْمَنِ
 “Dan (pada hari kiamat) khusyu’lah (merendahlah) semua suara kepada Yang Maha Pemurah.”

 {QS. Thoha: 108. Kitab Tafsir Al-Baghowi, hal. 408.}
Dari artikel Al-Ustadz ‘Abdullah bin Taslim Al-Buthoni, MA. Berjudul “Meraih khusyu’ dalam beribadah kepada Allah subhanahu wata’ala”, Majalah As-Sunnah edisi khusus, no. 03-04/thn. XVII.}

Tiada ulasan: