Selasa, 24 Jun 2014

Hubungan Harta dan Ibadah

Dengan harta, anda boleh makan dan minum, sehingga dengannya mampu untuk melaksanakan solat.Dengan harta, anda mampu mendirikan rumahtangga, sehingga dengan perkahwinan itu anda akan dapat  menyempurnakan setengah agama anda, mampu menahan pandangan anda dan menjaga kemaluan anda dari perkara yang haram, yang dengannya akan membantu anda untuk solat dengan khusyu’ dan menghadap Allah dengan sepenuh hati. Karena sebaliknya tidak menundukkan pandangan (dari perkara yang haram) dan tidak menjaga kemaluan benar-benar akan menghancurkan kekhusyu’an di dalam sholat.
 
Dengan harta juga, anda boleh menjaga pola hidup anda agar kesehatan terjaga, juga untuk berubat agar kondisi badannya kembali sehat setelah sakit. Dan dengan kesehatan anda mempergunakan tubuh anda untuk sholat dengan lebih baik berbanding ketika anda sakit.
 
Begitulah adanya harta yang diberikan oleh Allah, hakikatnya Allah menginginkan harta yang ada ditangan anda adalah sebagai sarana untuk beribadah kepadaNya. Allah berfirman,
 
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإِنسَ إِلاَّ لِيَعْبُدُونِ
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepadaKu,”
{QS. Adz-Dzaariyaat: 56.}

 
Rasulullah sollallaahu ‘alayhi wa’alaa aalihi wasallam bersabda,
 
إِنَّا أَنْزَلْنَا الْمَالَ لِإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَلَوْ كَانَ لِابْنِ آدَمَ وَادٍ لَأَحَبَّ أَنْ يَكُونَ إِلَيْهِ ثَانٍ وَلَوْ كَانَ لَهُ وَادِيَانِ لَأَحَبَّ أَنْ يَكُونَ إِلَيْهِمَا ثَالِثٌ وَلَا يَمْلَأُ جَوْفَ ابْنِ آدَمَ إِلَّا التُّرَابُ ثُمَّ
يَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ
 
“Sesungguhnya Allah berfirman, ‘Kami menurunkan harta agar sholat ditegakkan dan zakat dilaksanakan. Seandainya seorang manusia memiliki satu lembah niscaya dia akan menginginkan agar memiliki dua lembah, dan jika dia memiliki dua lembah niscaya dia akan berharap agar memiliki tiga lembah. Tidak ada satu pun yang dapat memenuhi perut manusia kecuali tanah, dan Allah akan mengampuni orang yang bertaubat’.”
{HR. Ahmad dan Ath-Thobroni. Ash-Shohiihah (1639).}

 
Namun, banyaknya manusia lupa bagaimana kedudukan harta yang seharusnya. Sebagaimana yang disebutkan Nabi s.a.w dalam hadits di atas, manusia bertabiat rakus dan tidak pernah puas. Ketika mereka lalai dan melupakan bahwa harta diturunkan agar dia dapat beribadah (solat dan zakat), semua itu bermula dari hanyutnya mereka di lautan kesibukan-kesibukan mencari dunia, perniagaan, dan lautan ketamakan akan memahat di hati.
 
Berapa banyak kekhusyu’an sholat itu hilang akibat sikap berlebihan dalam mencari dunia, hanya karena ingin mendapatkan yang lebih dari keperluannya.Sebagaimana kerakusannya telah menguasainya, satu lembah tidak cukup lalu ingin yang kedua, yang kedua pun tidak membuatnya merasa cukup lalu ingin yang ketiga, begitu terus hingga yang membuatnya berhenti hanyalah kematian.

Firman Allah dalam surah At-Takaatsur
 
Bismillah

Dengan nama Allah, Yang Maha Pemurah, lagi Maha Mengasihani.


A001

Kamu telah dilalaikan (daripada mengerjakan amal bakti) oleh perbuatan berlumba-lumba untuk mendapat dengan sebanyak-banyaknya (harta benda, anak-pinak pangkat dan pengaruh),
 
A002
Sehingga kamu masuk kubur.
      
A003

Jangan sekali-kali (bersikap demikian)! Kamu akan mengetahui kelak (akibatnya yang buruk semasa hendak mati)!
      
A004

Sekali lagi (diingatkan): jangan sekali-kali (kamu bersikap demikian)! Kamu akan mengetahui kelak (akibatnya yang buruk pada hari kiamat)!
 
A005

Demi sesungguhnya! Kalaulah kamu mengetahui - (apa yang kamu akan hadapi) - dengan pengetahuan yang yakin, (tentulah kamu akan mengerjakan perkara-perkara yang menjadi bekalan kamu untuk hari akhirat).
 
A006
(Ingatlah) demi sesungguhnya! - Kamu akan melihat neraka yang marak menjulang.
      
A007

Selepas itu - demi sesungguhnya! - kamu (wahai orang-orang yang derhaka) akan melihatnya dengan penglihatan yang yakin (semasa kamu dilemparkan ke dalamnya)!
      
A008

Selain dari itu, sesungguhnya kamu akan ditanya pada hari itu, tentang segala nikmat (yang kamu telah menikmatinya)!
 
Maka begitu pula kelalaiannya pun akan berlanjutan bagi mereka yang terus hanyut dalam lautan kesibukan mencari dunia. Bermula dari melalaikan kekhusyu’an di dalam solatnya, sehingga membawa melalaikan berjama’ahnya, melalaikan waktunya, dan sampai akhirnya mereka melalaikan solat hanya karena sibuk untuk mengumpulkan harta.
Mereka hanyut dan terus terombang-ambing dalam arus deras hingga tenggelam, ketika mereka lupa dan tak segera sadar bahwa harta ada di tangannya adalah untuk beribadah kepadaNya.Gunakanlah rizki, nikmat, dan harta anda untuk sesuatu yang dapat mendekatkan diri anda kepada Allah ‘azza wajalla, semoga Allah membimbing kita semua di atas hidayah.

pesanan luqman al-hakim kepada anaknya

"Hai anakku! Sesungguhnya dunia ini umpama lautan yang dalam. Ramai manusia yang telah tenggelam dalamnya. "Oleh itu, jadikanlah ketakwaan kepada Allah itu sebagai kapalmu, keimanan itu sebagai muatannya dan tawakal itu pula sebagai layarnya. Mudah-mudahan, engkau akan terselamat. Aku tidak sanggup melihatmu melainkan dalam keadaan yang selamat."

Namun demikian, islam tidak melarang umatnya memiliki kekayaan kerana Allah adalah sebaik-baik pemberi rezeki tetapi kita perlu ingat harta yang dimiliki itu haruslah dipergunakan untuk mencari keredhaan Allah azzawajalla dengan mengeluarkan zakat, dan membanyakkan sedekah dan membantu mereka yang memerlukan,mudah-mudahan kita akan menjadi manusia yang ditinggikan darjat kita dengan harta yang kita miliki itu inshaAllah....

Al-Faqqir Illallah

Tiada ulasan: