Selasa, 2 Disember 2014

SEJARAH BERDIRINYA KHILAFAH

BAHAGIAN 1 : ZARQAWI
Semuanya berawal pada suatu sore dengan angin keras dan dingin pada bulan Desember 1989, Huthaifa Azzam, putra belasan tahun dari mujahidin pemimpin Syekh Abdullah Azzam, pergi ke bandar udara di Peshawar, Pakistan, untuk menyambut sekelompok pemuda-pemuda yang datang. Semua adalah calon baru, sebagian besar dari Jordan, dan mereka telah datang untuk berjuang di Afghanistan. Huthaifa menyambut mereka, beberapa diantara masih pelajar, dan yang lain adalah profesor dan syekh. Salah satu dari mereka akan diingat namanya dalam sejarah dan ditulis dengan tinta emas, nama pemuda tersebut adalah Ahmad Fadhil Nazzal al Khalaylah. Dilahirkan di Zarqa, Yordania pada tanggal 20 Desember 1966. Sehingga dia mendapatkan akhiran nama Az Zarqawi, yang dinisbatkan kepada kota Az Zarqa’ tempat beliau lahir. Ya! dialah Abu Musab Az-Zarqawi.
Zarqawi menghabiskan masa kecilnya di distrik Ramzy, salah satu titik kumuh berpenduduk padat, kota Az Zarqa’. Hingga sekolah menengah tingkat atas, Zarqawi belajar di kota Zarqa. Abu Musab al-Zarqawi pada saat itu dikenal sebagai pemuda yang sering berbuat masalah, tidak kurang dari 37 kali ia ditangkap oleh polisi setempat karena “berkelahi karena mabuk”.
Menginjak dewasa, beliau menjadikan masjid Abdullah bin Abbas sebagai rumah ke duanya. Di masjid inilah Zarqawi mulai merajut kembali tali persahabatan baru dan mengenal islam lebih dalam. Teman-teman barunya kebanyakan berasal dari jamaah Islam. Jamaah yang berbeda-beda, namun sama-sama berusaha medorong kaum muda untuk berjihad. Hingga ide jihad dan mati syahid tumbuh berkembang dalam diri Zarqawi. Yang akhirnya membawa mereka ke tanah jihad Afghanistan pada umur 23 tahun.
Huthaifa Azzam penghubung dua generasi. Ia mulai memasuki pertempuran pada umur lima belas tahun, memberantas Soviet di Afghanistan dengan bapaknya dan Usamah bin Laden; tiga tahun kemudian, pada Desember malam itu di bandar udara Peshawar, ia bertemu dengan Abu Musab al-Zarqawi untuk pertama kalinya.
“Ia adalah orang biasa seperti yang lain, tidak ada yang menarik perhatian darinya” kata Huthaifa Azzam saat melihat pertama kali al-Zarqawi’s di Afghanistan. “Ia adalah orang yang penuh ketenangan dan tidak banyak bicara. Tetapi ia berani. Zarqawi tidak mengetahui arti dari ketakutan. Ia pernah terluka lima atau enam kali di Afghanistan dan Irak. Ia dengan sadar melakukan manuver-manuver yang (yang kami anggap dapat) membahayakan dirinya saat pertempuran.
Ia bertempur di Khost dan Kardez, dan pada April 1992 ia menjadi saksi atas pembebasan Kabul oleh mujahidin saat itu. Banyak komandan dari Arab yang terkenal di Afghanistan, dan Zarqawi bukanlah salah satunya. Ia juga bukan orang yang sangat religius pada saat itu. Ia “mengenal islam sesungguhnya” tiga bulan sebelum datang ke Afghanistan, Bahkan al-Zarqawi tidak langsung bergabung dengan mujahidin saat kedatangannya, tetapi ia mencoba menjadi jurnalis. Ia bekerja sebagai wartawan untuk sebuah majalah jihad kecil, Al-Bonian Marsous, yang diterbitkan di kota Peshawar, sebelum akhirnya terlibat dalam peperangan.” kenang Huthaifa Azzam
Di medan Afghanistan inilah Abu Musab Az Zarqawi berkenalan dengan Abu Muhammad Al Maqdisi. Setelah Soviet dikalahkan di Afghanistan, tidak ada lagi musuh yang bisa diperangi para mujahidin. Maka mujahidin yang pernah hijrah, kembali ke negrinya masing-masing. Huthaifa Azzam dan Zarqawi meninggalkan Afghanistan untuk mengejar dua hidup yang berbeda, tetapi mereka dipertemukan sekali lagi dalam medan perang jihad di Irak pada tahun 2003.
Abu Mus’ab Az Zarqawi menceritakan bahwa pada saat itu “Kami melihat sebagian faksi-faksi jihad jauh dari manhaj yang lurus, maka kami putuskan keluar dari Afghanistan untuk mencoba melakukan sesuatu (eksperimen) di negeri Syam, khususnya di Palestina dan Yordania.“
Sesampainya di Yordania, mereka terkejut ketika mengetahui bahwa kerajaan Yordania terlah melakukan perjanjian damai dengan Israel, dan Ikhwanul Muslimin yang dulu menjadi oposisi raja Hussein kini mendukung pemerintahannya. Mereka pun lalu mengumpulkan sebagian besar alumnus jihad Afghan, dan mantan-mantan Ikhwanul Muslimin. Mereka lalu mendirikan organisasi Jamaah At Tauhid dan berubah nama menjadi Baiatul Imam. Itulah “eksperimen” tersebut, yang tak lain adalah pembentukan sebuah gerakan yang bertujuan untuk menggulingkan kerajaan dan membentuk pemerintahan yang Islami (Khilafah).
Namun tak lama kemudian, mereka dan para anggota organisasi ini disidang dan dijebloskan ke dalam penjara militer pada tanggal 29 Maret 1994 atas tuduhan kepemilikan senjata tanpa izin dan bergabung dengan organisasi yang ingin menghancurkan kerajaan.
Mereka ditahan di sebuah penjara di Gurun Sawaqah, dimana banyak tahanan politik dari berbagai pemikir islam yang dipenjara disana. Tidak kurang dari enam ribu tahanan yang berada di Gurun Sawaqah tersebut. Pada saat inilah Zarqawi mengembangkan pengetahuan agamanya. Di penjara tersebut, ia bahkan mampu menghafal Al qur’an di luar kepala. Maka dengan karakter sifat karismatik yang dimilikinya, Zarqawi mampu menarik hati para kaum muslimin di penjara untuk tunduk dan menyerahkan tongkat keemimpinan kepadanya. Jadilah kemudian Zarqawi sang pengambil keputusan bagi kelompok di dalam penjara. Dia terapkan semua pandangannya kepada semua anggota kelompok. Itu terjadi pada musim panas tahun 1996 M.
Zarqawi keluar dari penjara pada bulan Maret 1999, karena mendapatkan amnesti menyeluruh dari raja Abdullah II dalam rangka kenaikan tahtanya. Namun Zarqawi yang begitu cinta dengan jihad memutuskan untuk meninggalkan Yordania, lalu menuju Pakistan. Dari Pakistan ia berniat berangkat ke medan jihad Chechnya yang dilihatnya lebih membutuhkan para mujahidin Arab daripada negara lainnya.
Namun qadarullah, pemerintah Pakistan menangkapnya atas dakwaan masa izin tinggal telah habis. Setelah delapan hari penangkapan, Zarqawi berhasil melarikan diri ke Afghanistan. Ia pun lalu membangun kamp pelatihan khusus di kota Herat, Afghanistan Barat. Para pengikutnya yang dikenal dengan Jundusy Syam (Tentara Syam) mulai berdatangan pada akhir tahun ke kamp tersebut.
Kamp militer Herat didirikan setelah beberapa perdebatan dirinya dengan beberapa tokoh jihad disana, Az Zarqawi kurang puas dengan cara kerja Al Qaidah dan Taliban. Menurutnya, keduanya kurang keras dalam memukul musuh-musuhnya. Baginya, aksi-aksi jihad harus lebih berdarah dan menyakitkan bagi musuh-musuh islam. Ia berkeinginan membentuk sebuah model pasukan yang sesuai dengan keinginannya.
Meskipun demikian, ia tetap menjaga hubungan baik dengan kelompok jihad tersebut, yang akhirnya memberinya 5.000 dollar untuk membangun kamp miliknya sendiri. Yang berada di Herat, perbatasan Afghanistan dan Iran. Pada tahun 2000, Az-Zarqawi hanya memiliki tidak lebih dari 12 orang ditambah beberapa muhajirin dari Amman dan Peshawar yang bergabung ke kamp miliknya, Az-Zarqawi menjelaskan bahwa kamp militernya adalah kamp khusus, yang akan membentuk suatu angkatan perang islam. Pasukan perang yang bisa “diekspor” kemanapun di belahan dunia yang membutuhkannya. Banyaknya pejuang al-Zarqawi’s berlipat dari selusin ke ratusan di tahun berikutnya, dan saat akan pindah ke Irak diketahui Az Zarqawi telah memiliki 300 pasukan dibawah komandonya.
Ketika terjadi serangan Amerika ke Afghanistan pada akhir tahun 2001, Zarqawi dan kelompoknya meninggalkan Herat, lalu menunju Kandahar. Zarqawi dan kelompoknya bersama-sama Taliban dan Al Qaidah berada dalam pertempuran sengit di Kadahar dan Tora Bora. Dalam pertempuran ini, salah satu tulang rusuk Zarqawi patah. Meski hebatnya gempuran tentara Amerika, kelompoknya mampu mundur dengan selamat dari serangan dan kepungan Amerika.
Meninggalkan Afghanistan adalah satu-satunya pilihan bagi Zarqawi pasca jatuhnya kota Kandahar. Maka ia pun memutuskan untuk pindah menuju Iran. Di Iran, Zarqawi menggelar sidang Syura dengan para anggota seniornya. Dalam sidang ini ia memutuskan untuk bertolak ke Irak atas dasar keyakinannya bahwa negara itu akan menjadi ajang pertempuran mendatang melawan Amerika.

BAHAGIAN 2 : TANDHIM TAWHID WAL JIHAD
Sesampainya di Irak, Zarqawi membangun dua pangkalan logistik di Kurdistan Irak. Tepatnya, di daerah Dar Ghaisy Khan dan di daerah Sarghat. Ia mengangkat Abdul Hadi Daghlas sebagai ketuanya di daerah ini. Selain itu, dia juga ditunjuk sebagai penanggung jawab koordinasi hubungan antara jaringan Zarqawi dengan Anshar Al Islam Kurdi.
Ia memperluas jaringan nya, merekrut dan melatih pejuang baru, dan menyediakan basis, perumahan, dan membuka kamp-kamp pelatihan militer.
Huthaifah Azzam setelah pulang dari Afghanistan, hidup di ibukota Jordanian, Amman, di mana ia bekerja pada sebuah perpustakaan tentang Arab klasik, tetapi ia aktif mengatur dan menghubungkan gerakan jihad antara Jordan dan Irak.
Seorang ikhwah pernah bertanya kepadanya, siapakah yang membiayai Az Zarqawi untuk berperang di Irak ? karena jihad membutuhkan dana yang besar. Ia berfikir sebentar lalu menjawab, “Saat berjihad, kamu bisa mendapatkan uang dengan jumlah besar hanya dengan sebuah percakapan sederhana melalui telepon. Saya sendiri pernah mendapatkan tiga juta dolar dalam satu kali panggilan telepon. Aku sendiri pernah mengumpulkan tiga juta dolar hanya dalam satu kali telepon dengan donatur. Saat perang Irak dimulai, aku berada di perbatasan Irak dan Syria, disebuah tempat perekrutan bagi mereka yang ingin berangkat ke Irak. Pada pagi hari mereka datang dan mendaftar, lalu sore harinya diberangkatkan dengan bus untuk menuju ke Irak. Aku ingat seorang kakek tua datang, dan ia mengatakan bahwa ia sudah terlalu tua untuk berjihad di medan tempur, lalu ia memberi uang sebesar dua ratus ribu dollar kepada panitia, dan meminta agar uang tersebut diberikan kepada mujahidin.
Ada juga seorang anak kecil dari Saudi Arabia, saat itu saya melihat di meja tulis pendaftaran bahwa umurnya baru tiga belas tahun. Panitia menolak membawanya pergi ke Irak, dikarenakan umurnya yang sangat muda. Ia pun mulai menangis dan berteriak. Sorenya aku kembali lagi, ada teriakan Allahu Akbar dari dalam bus. Ternyata ia adalah anak kecil tadi yang menyelinap ke dalam bus. Namun berhasil diketahui panitia, ia menunjukkan uang sebanyak dua belas ribu dolar dalam tas nya, yang merupakan pemberian orang tuanya di Arab Saudi. ‘Ambil semua ini, dan biarkan saya ikut berjihad’ jawab anak kecil tersebut.” jelas Huthaifah Azzam.
Dari sanalah para mujahidin mendapatkan dana untuk melakukan peperangan, yakni dari para dermawan dan infaq kaum muslimin. Sesungguhnya donatur jihad itu banyak, hanya saja mereka menyembunyikan amalnya.
Benarlah apa yang menjadi perkiraan Zarqawi, Amerika menyerang Irak pada tanggal 20 Maret 2003 dengan tuduhan, Irak mempunyai senjata pemusnah masal. Namun tuduhan itu tidak pernah terbukti sama sekali hingga sekarang.
Dua bulan setelah Amerika menginvansi Irak, aksi perlawanan bersenjata menentang keberadaan Amerika itu mulai terjadi. Serangan demi serangan membuat daftar panjang pasukan kafir Amerika dan NATO yang tewas. Dan pemerintah Amerika melempar tanggung jawab aksi-aksi tersebut kepada Zarqawi yang saat itu memimpin sebuah faksi jihad bernama faksi Tauhid wal Jihad. Maka terkenal lah Abu Mus’ab Az Zarqawi akibat pengakuan atas musuhnya itu, ia pun menjadi orang nomor satu yang dicari di Irak.
Dalam pertempuran melawan Amerika, Zarqawi menyadari bahwa musuh umat islam ini tidaklah lemah, dan butuh kekuataan yang besar untuk mengalahkannya, maka ia pun berinisiatif meleburkan organisasinya dengan Al Qaidah.
Pada tanggal 21 oktober 2004, secara resmi Zarqawi mengumumkan penggabungan dirinya ke dalam organisasi Al Qaidah. Dan mengganti nama pasukannya menjadi Al Qaeda fi Biladil Rafidain, atau yang berarti Al Qaidah di Negeri Dua Sungai. Yakni maksudnya negeri Irak dimana sungai Tigris dan Eufrat membelahnya.
Bersatunya Zarqawi dengan Al Qaidah secara taktik dan strategi menguntungkan ke dua belah pihak. Bagi Usamah Bin Ladin hal itu merupakan peluang bersejarah untuk unjuk gigi di depan Washington bahwa serangan terhadap Afghanistan tidaklah mampu menghabisi Al Qaidah. Dan Irak menjadi lebih penting bagi Al Qaidah karena karakter wilayah dan rakyatnya lebih cocok dengan pemahaman Al Qaidah.
Sedangkan bagi Zarqawi, tambahan pejuang dari luar Irak adalah aset berharga. Banyak para sukarelawan yang datang dari luar Irak untuk bergabung dengan dirinya. Demikian juga halnya dengan unsur dana dan logistik.
Pada saat itu Zarqawi telah mempunyai tentara yang jumlahnya tidak kurang dari 5000 prajurit siap tempur. Ia dikelilingi oleh pendukung aktif yang jumlahnya tidak kurang dari 20 ribu orang. Jumlah seperti ini ditambah kuantitas gerakan Al Qaidah, memberinya sebuah kekuatan baru.
Zarqawi memiliki ketangguhan untuk mematahkan serangan, pembersihan dan mengakhiri perang. Aksi jihad yang dilakukan Zarqawi dan jamaahnya di Irak juga prestasi-prestasi yang diukirnya, bermuara pada naiknya nama Al Qaidah dan prestasinya dan mendudukan Al Qaidah sebagai organisasi jihad terbesar abad ini.
Abu Mus’ab Az Zarqawi, berkeinginan besar menjalankan “eksperimennya” membentuk Kekhilafahan Islam. Dan itu hanya bisa dimulai dengan mempersatukan para mujahidin. Hingga pada 25 April 2006 beliau mengumumkan berdirinya Majelis Syura Mujahidin. Yakni sebuah wadah bagi persatuan para mujahidin di Irak, mereka yang bergabung yakni Al-Qaeda fie Iraq, Jaish at-Taifha al-Mansoura, Katbiyan Ansar Al-Tawhid wal Sunnah, Faksi Saray al-Jihad, Brigade al-Ghuraba, dan al-Ahwal Brigade.
Majelis Syura Mujahidin menyatakan menghapus faksi-faksi jihad diatas, termasuk di dalamnya Al Qaeda fie Irak. Dan mengangkat Abu Mus’ab Az Zarqawi sebagai pemimpin kelompok ini.
Tanggal 7 Juni 2006, Zarqawi syahid di 2,1 km sebelah utara Iraq tepatnya di daerah Hibhib, sebuah desa dekat kota Baquba melalui serangan udara Amerika. Beliau meninggal karena pendarahan dalam tubuhnya. Kematian beliau tentu sangat menyedihkan hati para Mujahidin dan umat Islam, tapi kesedihan tidaklah mengendurkan semangat dan tekad Para Mujahidin. Para Mujahidin telah berjanji untuk membalas kematian beliau, bersama pemimpin Majelis Syuro Mujahidin yang baru yakni Asy-Syaikh Al-Mujahid Abu Hamzah Al-Muhajir perlawanan dari mujahidin semakin meningkat dan berlipat eskalasi-nya.
Amerika bersama sekutunya termasuk pemerintah murtad irak salah perhitungan, kematian Syaikh Abu Mush’ab ternyata tidak melemahkan perlawanan Mujahidin, tapi justru sebaliknya kematian Syaikh Abu Mush’ab telah menjadi sumbu baru dalam menyalakan api perlawanan terhadap kaum kuffar dan kaum mutad di Irak.
Dalam perjalanannya, Majelis Syuro Mujahidin semakin banyak menguasai daerah-daerah di Irak. amerika beserta sekutunya dan pemerintah murtad Irak telah banyak meninggalkan sebagian besar wilayah irak dan mereka hanya tinggal di zona hijau, tetapi sayang kejadian ini tidak pernah di beritakan oleh media-media pemberitaan dari barat dan timur.
Dengan semakin banyaknya daerah yang di takluk-kan dan di kuasai oleh Mujahidin dari Majelis Syuro, maka umat islam Irak mulai menaruh kepercayaan sepenuhnya kepada Majelis yang penuh berkah ini, bahkan beberapa kelompok lain-pun mulai bergabung kepada Majelis ini, kelompok itu ialah; Jama’ah Al-Murobithin & Saroya Anshor Ut-Tauhid Wa As-Sunnah, kemudian ada kelompok lainnya yakni Jundu Us-Shohabah dan Jaisy Al-Fathihin yang beraliansi dengan Majelis Syuro tapi mereka tidak meleburkan diri kepadanya.
Dengan semakin luas-nya daerah yang berhasil di taklukan dan di kuasai oleh Majelis Syuro Mujahidin Irak, serta dukungan yang terus berdatangan dari berbagai golongan umat Islam di Irak, maka Pada tanggal 13 oktober 2006 bertepatan dengan 22 romadhon 1427 Hijriah, Majelis Syuro Mujahidin Irak bersama dengan kelompok yang beraliansi dengan mereka di tambah dengan Harokah Fursan Ul-Tauhid dan Jundu Millah Ibrohim serta berbagai kabilah dan suku di Irak seperti; Al-Dulaim, Al-Jabbur, Al-Ubaid, Zuubaa, Qays, Azza, Al-Tay, Al-Janabiyiin, Al-Halaliyiin, Al-Mushohada, Al-Dayniya, Bani Zayd, Al-Mujamaa’, Bani Shommar, Inaza, Al-Suwaidah, Al-Nu’aim, Khazraj, Bani Al-Hiim, Al-Buhayrat, Bani Hamdan, Al-Sa’adun, Al-Ghonim, Al-Sa’adiya, Al-Ma’awid, Al-Karabla, Al-Salman dan Al-Qubaysat; memproklamirkan berdirinya Daulah Islam Irak, dengan wilayah meliputi Baghdad, Al-Anbar, Diyala, Kirkuk, Sholahuddien, Ninawah, Babil dan Al-Wassat.
Dan mengangkat Abu Umar Al Quroisy Al Husaini Al Baghdadi sebagai Amirul Mukminin Daulah Islam Irak. Sedangkan susunan pemerintahan Daulah Islam Iraq adalah sebagai berikut:
1. Amirul Mukminin : Abu Umar Al Bagdadi,
2. Pembantu Amir Utama : Syaikh Abu Abdur Rahman Al Falahi,
3. Menteri Perang : Abu Hamzah Al Muhajir,
4. Menteri Dewan Syari’at : Syaikh Prof. Abu Ustman At Tamimi,
5. Menteri Perhubungan Umum : Prof. Abu bakar Al juburi,
6. Menteri Keamanan Umum : Prof. Abu Abdil Jabbar Al Janabi,
7. Menteri Penerangan : Syaikh Abu Muhammad Al Masyahadani,
8. menteri Urusan Syuhada’ dan Tawanan : Prof. Abu Abdil Qodir Al ‘Isyawi,
9. Menteri Perminyakan : Ir. Abu Ahmad Al Janabi,
10. Menteri Pertanian dan Perikanan : Prof. Musthafa Al A’roji,
11. Menteri kesehatan : dr. Abu Abdillah Az Zaidi.
Para mujahidin pun berbai’at kepada Abu Umar Al Baghdadi sebagai bentuk keteguhan mereka, dan bubarlah Al Qaeda fie Biladil Rafidain. Syaikh Abu Umar Al Baghdadiy rahimahullah lalu berkata di dalam rekaman suara yang disebar pada bulan Dzul Hijjah 1427 di bawah judul “Wa Qul Jaa-al Haqqu Wa Zahaqal Baathilu”: Dan Al Qa’idah itu tidak lain adalah salah satu kelompok dari sekian banyak kelompok di bawah Daulah Islam.
Dan beliau rahimahullah berkata juga di dalam rekaman suara yang disebar tanggal 24-12-2007 di bawah judul “Fa Amma Azzabadu Fa Yadzhabu Jufaa-an” : (Amir Al Qa’idah yaitu (Abu Hamzah) Al Muhajir telah mengumumkan di hadapan khalayak mengenai pembai’atannya, as sam’u dan aththa’ah-nya kepada hamba yang faqir ini dan Tandhim (Al Qa’idah) dibubarkan secara resmi untuk kepentingan Daulah Islam, Daulah Al ‘Iraq Al Islamiyyah.

BAHAGIAN 3 : DAULAH ISLAM IRAQ
Daulah Islam Irak akhirnya berdiri mendapatkan sambutan hangat para mujahidin di berbagai seluruh dunia. Syaikh Usamah bin Laden mengabadikan eksistensi mereka dengan berkata, “Abu Mush’ab Az-Zarqawi datang bermasa sekelompok kecil orang beriman. Dahulu jumlah mereka hanyalah 17 orang, bukan 17 pasukan. Lalu mereka saling bersumpah dan berjanji. Mereka berjanji kepada Allah Ta’ala untuk membela agama-Nya sampai mati karenanya. Mereka adalah lelaki sejati, dan lelaki sejati itu sedikit jumlahnya. (Abdul Barr Al-Harby, Fazhab anta wa Robbuka : 15)
Syaikh Ayman Az Zawahiri yang saat itu menjadi juru bicaranya Usamah bin Laden juga mengatakan dalam wawancaranya:
“Saya ingin menjelaskan bahwa pada hari ini tidak ada kelompok yang bernama Al-Qaidah di Irak. Sebagai gantinya Al-Qaidah yang berada di Irak menyatukan diri dengan Daulah Islamiyah Irak (semoga Allah menjaganya) bersama jama’ah-jama’ah jihad lainnya. Daulah Islam Iraq adalah Imarah syar’iyah yang berdiri di atas manhaj syar’i yang benar dan didirikan melalui Syura (musyawarah) dan membai’at sebagian besar Mujahidin dan suku-suku di Irak…………….Allah menjadikan Daulah Islamiyah Irak lebih maju dalam beberapa hal. Dan benderanya merupakan bendera paling bersih di antara bendera-bendera (kelompok-kelompok jihad) yang ada di Irak, tidak terkotori sebagaimana yang lainnya terkotori. Dan ia adalah kekuatan utama dalam menghadapi Amerika pada hari ini – sebagaimana diketahui setiap orang, termasuk Amerika. Oleh karena itu dukungan terhadapnya merupakan amanat di pundak umat Islam. Oleh sebab itu saya mengajak saudara saya kaum muslimin, di mana pun mereka berada, supaya mengamati dengan jeli berbagai pernyataan dan manhaj jama’ah-jama’ah jihad, dan agar menasehati jama’ah-jama’ah tersebut tentang cacat yang ada pada manhaj mereka, atau berbagai perbedaan diantara manhaj dasar mereka dan berbagai pernyataan resmi mereka. Harus ada kesadaran di antara umat islam sehingga dapat menjaga barisan Mujahidin dan dapat berkontribusi dalam mempersatukan Mujahidin di atas manhaj tauhid.”
Syaikh Ayman pada saat itu juga memberikan nasehat kepada singa-singa Islam di Irak agar bergabung dengan Daulah Islam Irak, Syaikh mengatakan kepada mereka :
“Sesungguhnya Mujahidin di setiap tempat menantikan pelepas bara, persatuan di antara kalian dengan Daulah Islamiyah Irak. Supaya kalian membawa kemenangan sejati, manhaj jihad yang murni, yang berusaha membebaskan seluruh negri Islam dan menegakkan khilafah berdasarkan manhaj nubuwwah. Saya katakan kepada mereka : Daulah Islamiyah Irak adalah daulah kalian,
imarah kalian, dan pemerintahan kalian. Dengan siapa kalian akan bersatu jika bukan dengan mereka? Bersegeralah kepada kebaikan bersama mereka, dan dinginkanlah hati-hati orang mukmin dengan kabar gembira yang telah lama mereka nantikan.”
Dalam sebuah sesi tanya jawab di sebuah forum jihad pada 27 April 2007, Abu Adam Al-Maqdisi yang merupakan warga palestina yang hijrah dan bergabung menjadi mujahidin Daulah Islam Iraq, ditunjuk oleh Menteri Penerangan Daulah Islam dalam memaparkan bagaimana kondisi dan strategi Daulah Islam Iraq.
Dalam penjelasan beliau, disampaikan bahwa tujuan akhir dari Daulah Islam ini adalah penegakan Khilafah dan pembebasan Palestina. Ingat, ini diucapkan oleh beliau pada tahun 2007! Inilah penjelasan beliau yang disusun dari sesi tanya jawab tersebut:
Sehubungan dengan masyarakat Sunni di Iraq, saya memohon kepada Allah untuk melindungi dan menjaga agar mereka selamat. Orang-orang Sunni di Iraq telah melakukan hal-hal yang mustahil untuk kami. Juga untuk berbagai suku yang ada di Iraq. Kami benar-benar menghargai segala hal yang telah dilakukan oleh orang-orang Sunni untuk membantu kami. Orang-orang Sunni telah membantu kami, bertentangan dengan apa yang dipublikasikan di media, mereka masih melakukannya. (Sebagai buktinya) jumlah para mujahidin yang merupakan penduduk asli banyak sekali, bahkan jauh lebih banyak daripada para pejuang yang berasal dari negara lain.
Orang-orang Amerika menyadari konsekuensi yang timbul akibat berdirinya Daulah Islam Iraq. Ada banyak denda dan hukuman bagi masyarakat yang mempelajari dan berhubungan dengan anggota Daulah Islam Iraq.
Saudara Anda yang ada di Divisi Media bertanggung jawab untuk itu, yakni menyebarkan ajaran Salafi Jihadi melalui CD, kaset video, dll. Ada saudara kami di luar sana yang menghabiskan banyak waktunya untuk mengcopy CD CD ini, kadang sampai 500 – 600 CD dalam satu hari, semuanya dengan tujuan menyebarkan agama tauhid ini kepada masyarakat luas.
Mujahidin Daulah Islam Iraq benar-benar mempunyai kendali di Iraq, mereka mendominasi lebih banyak di wilayah-wilayah Sunni yakni di wilayah Provinsi Anbar, termasuk di dalamnya Ramadi, Taji, Shakeriya, Yusifiya, Qaraghoul, dan Radwaniya semua di bawah kendali saudara-saudara kami. Ada pula beberapa wilayah seperti Baiji, Hawija dan Baqubah dimana saudara-saudara kami mempunyai peranan penting dalam kekuasaan. Mujahidin Daulah Islam Iraq juga menguasai beberapa perbatasan di Iraq, tapi saya tidak bisa menjelaskannya secara rinci saat ini.
Mujahidin Daulah Islam Iraq berusaha untuk tidak bertempur – kecuali bila mereka terpaksa – di wilayah-wilayah yang menjadi tempat pemukiman mereka. Ini adalah perintah dari Syekh Abu Musab al-Zarqawi (rahimahullah).
Saya ingin meyakinkan Anda bahwa saudara-saudara Mujahidin Daulah Islam Iraq telah menyusup ke dalam kepolisian, National Guard, Brigade Badr, dan masih banyak lagi lainnya. Semua mekanisme yang digunakan mereka untuk melawan Mujahidin telah kami susupi, dan sebagai buktinya adalah serangan aksi syahid yang baru-baru ini terjadi di Green Zone.
Bagi siapa saja yang ingin bergabung dengan jihad di Iraq, saya minta Anda bersabar dan mengatur segala urusan sebelum Anda melakukannya. Anda seharusnya menghubungi saudara-saudara di Iraq sebelum Anda pergi ke sana. Hanya berbekal “keinginan berjihad yang menyala-nyala” dan pergi ke Iraq tanpa memiliki saudara yang bisa dihubungi di Iraq, adalah pekerjaan sia-sia. Hari-hari ini ada banyak orang yang bertopeng dan bersenjata berjalan mondar-mandir di jalanan-jalanan di Iraq, tetapi tidak semua dari mereka adalah ‘saudara ‘, Anda harus merencanakan kedatangan dan perjalanan Anda dengan baik. Adakalanya ‘ saudara ‘ itu sebenarnya bekerja untuk Tentara Nasional Iraq, jadi berhati-hatilah.
Pindah ke Iraq bersama seluruh keluarga adalah hal yang sangat sulit untuk dilakukan, benar-benar sulit. Medan pertempuran Iraq memiliki kompleksitas yang sangat tinggi. Ada waktu-waktu dimana selama empat bulan berturut-turut, para mujahidin tidak dapat tidur di dalam rumah. Situasinya begitu kompleks sehingga mereka harus tidur di semak-semak atau di bawah pohon.
Setiap muhajirin yang berhasil memasuki Daulah Islam Iraq, berkoordinasi dengan kami yang sudah tinggal di Iraq, memberikan sebuah file berisi nama lengkap, negara atau kebangsaan, dan informasi mengenai orang yang bisa dihubungi. Ketika dia meninggal, saudara yang lain akan segera mengirimkan kabar kepada keluarganya.
Saya ingin menginformasikan bahwa terkadang kami memerlukan lebih banyak Mujahidin dan terkadang kami sama sekali tidak memerlukannya. Sudah cukup banyak saudara-saudara kami yang berjihad di Iraq, laki-laki maupun perempuan, tenaga medis mujahidin di Iraq lebih banyak dibandingkan saudara kami di Chechnya. Kami hanya membutuhkan doa Anda.
Tidak ada kamp pelatihan khusus di Iraq. Pelatihannya diselenggarakan di tempat tersembunyi yang rahasia atau di wilayah, yang untuk alasan tertentu, tidak dapat saya beritahukan kepada Anda. Sekali lagi, ada kamp-kamp pelatihan, tetapi letaknya tersembunyi di bawah tanah.
Wahai saudaraku, ada banyak pelatihan militer dan cara merakit roket dan misil yang diadakan oleh berbagai situs web tentang jihad – seperti forum Al Hesbah, Al Ekhlaas dan Al Boraq. Mungkin hal yang terpenting adalah latihan fisik. Anda harus bisa berlari. Anda harus membiasakan setelah Anda sholat, lakukan 50 push up dan 50 sit up. Saudara Abu Ubaidah al-Anshari biasanya menambah sampai 100 kali.
Kami lebih menyukai saudara-saudara yang berkeinginan untuk bergabung berjihad di Iraq mulai menyiapkan diri dan melatih diri mereka dulu sebelum akhirnya mereka memasuki Iraq.
Menjawab pertanyaan apakah Mujahidin memerlukan sesuatu dari saudara-saudara yang datang ke Iraq, kami tidak memerlukan apapun selain doa mereka. Kami tidak memerlukan uang, hanya doa. Siapapun yang memutuskan untuk berjihad dan mengorbankan diri serta apapun yang mereka miliki, Allah akan memberikan balasan untuk mereka.
Saudara-saudara kami sudah mampu dalam menghadapi pertempuran yang besar, doakan keselamatan dan kemenangan mereka kepada Allah.
Mereka berhasil selamat dalam setiap pertempuran dan semuanya berjalan seperti yang telah direncanakan, termasuk operasi militer kami, penangkapan, pembunuhan.
Para Mujahidin itu biasanya memulai hari dengan doa di saat fajar, kemudian membaca dan mempelajari Al Quran. Sekitar pukul tujuh, mereka akan pergi berlatih fisik selama 1 jam, setelah itu pelatihan militer baru dimulai. Pelatihannya berada di luar ruangan. Kemudian, saudara-saudara yang bertugas akan pergi bekerja dan yang tidak bertugas akan duduk membahas ilmu agama.
Kebutuhan kami yang sangat penting adalah syuhada [sukarelawan untuk aksi syahid], kami memerlukan syuhada lebih dari hal lainnya. Ada juga kebutuhan yang kadang-kadang diperlukan tim kami dari Divisi Media.
Karena media adalah hal yang penting bagi kami yang di Iraq. Umumnya kami mempunyai cabang media yang terpisah di tiap-tiap wilayah di Iraq. Saudara-saudara di Iraq berusaha untuk tetap mengetahui peristiwa-peristiwa yang terjadi di Iraq melalui berbagai forum yang ada di internet. Kita harus ingat bahwa setelah kematian Syekh Abu Musab al-Zarqawi para mujahidin telah menguasai Baghdad secara total dan menyeluruh selama tiga jam (hanya dengan koordinasi lewat media). Bahkan untuk memberikan pembalasan atas kematiannya, 55 bom mobil telah diledakkan di Baghdad.
Dan terkait hubungan Daulah Islam Iraq dengan Jamaah Ansar Al Sunnah. Saya memohon kepada Allah untuk memberikan dukungan dan bantuan untuk saudara-saudara di Jamaah Jihad Ansar al-Sunnah, mereka benar-benar singa dan kami melaksanakan operasi gabungan dengan mereka. Mereka benar-benar mahir dengan apa yang mereka lakukan. Ada beberapa alasan internal dan beberapa kondisi dalam barisan Ansar al-Sunnah yang mencegah mereka untuk bergabung dengan Daulah Islam Iraq, tetapi saya tidak akan mengatakannya di sini.
Ada beberapa perselisihan yang melibatkan oknum mujahidin Daulah Islam Iraq dengan sebagian faksi jihad di Iraq, tetapi saya tidak akan menjelaskan hal itu di sini. Siapa saja dapat melakukan kesalahan dan ia akan mendapatkan hukuman untuk itu. Bagaimanapun hal itu tidak dapat memberikan gambaran tentang mujahidin Daulah Islam Iraq secara keseluruhan. Kami mencintai saudara-saudara kami di faksi jihad lain di Iraq, dan kami bersatu dalam pertempuran melawan musuh, tetapi lebih baik saya tidak mendiskusikan hal ini. Para mujahidin yang tinggal di Iraq memiliki pandangan yang berbeda tentang segala hal karena mereka mengalaminya tiap hari, dan video yang dipublikasikan saudara kami dari Al-Furqan Media Foundation benar-benar dapat menjawab pertanyaan Anda.
Menjawab pertanyaan tentang apa alasannya sehingga golongan pemberontak (yakni brigade mantan tentara Saddam, dan Kurdi) tidak mau bergabung dengan Daulah Islam Iraq – Wahai saudaraku tiap orang mempunyai alasan sendiri. Daulah Islam Iraq tetap akan ditegakkan, tidak peduli ada yang mendukung atau menentangnya.
Mujahidin antar negara mempunyai hubungan yang tertutup satu sama lain dan bekerja sebagai satu kesatuan, dari Afghanistan sampai Suriah. Kami berkoordinasi dengan mereka. Bersabarlah dan kemenangan akan segera datang.
Adapun pendapat saya mengenai pemerintahan Hamas di wilayah Palestina : mereka adalah pemerintahan sekuler, lebih dekat kepada nasionalis daripada religius. Kami menyarankan kepada saudara-saudara kami di Palestina untuk tidak mengikuti arus tersebut dan bekerja keras agar benar-benar mengikuti metode yang islami dalam membebaskan Palestina, yakni dengan tauhid dan jihad. Surat yang baru-baru ini dari Dr. Ayman al-Zawahiri menggambarkan dengan tepat apa yang perlu mereka lakukan. Semoga Allah membetulkan kepemimpinan Hamas. Isu mengenai pasukan Daulah Islam di Palestina masih belum jelas. Kami harap mereka adalah pengikut ideology Salafy Jihadi.

Saya ingin mengatakan bahwa siapapun saudara kami yang datang ke Iraq dan ia berkeinginan melaksanakan operasi istisyhadah, maka akan dievaluasi pertama kali oleh pemimpin Brigade Syuhada apakah ia berpengalaman dalam pelatihan militer, atau mempunyai pendidikan profesi yang dapat memberikan manfaat bagi Mujahidin (seperti dokter atau orang yang memahami syariah). Dalam operasi dimana tahanan tertangkap, sangat penting untuk mempunyai saudara yang terlatih dalam syariah, karena ia akan memutuskan apakah tahanan itu akan dibunuh atau tidak.
Bom dan serangan yang terjadi di berbagai pasar, toko, dan orang-orang sipil tidak mungkin dilakukan oleh mujahidin Daulah Islam Iraq. Mereka tidak akan menempuh perjalanan beratus-ratus kilometer hanya untuk membunuh orang-orang sipil. Tindakan itu dilakukan oleh orang-orang musyrik, orang-orang yang murtad, dan orang-orang kafir untuk menjatuhkan reputasi Daulah Islam Iraq.
Pemimpin kami Abu Umar al-Baghdady tidak mempunyai hubungan dengan Negara Syirik Iran. Sehubungan dengan pertanyaan apakah akan terjalin sebuah hubungan antara kami dengan Syiah Hezbollah di Lebanon, sangat tidak mungkin akan ada hubungan seperti itu, karena kebaikan dan kejahatan tidak dapat bercampur.
Daulah Islam Iraq sedang berjalan, akan dikukuhkan, dan kami tidak bekerjasama dengan orang-orang yang pro pemerintah Irak. Tetapi Anda bisa saja melihat atau mendengar kisah pelaku syahid, sedangkan dulunya mereka adalah tentara Iraq (di rezim Saddam Hussein), sesungguhnya mereka telah berubah dan taubat. Karena tidak ada posisi bagi orang-orang sekuler di sebuah Kekhilafahan Islam – biidznillah, atas kehendak Allah, (Daulah Islam Iraq ini akan menjadi sebuah Kekhilafahan nantinya).
Kami juga mempunyai informan yang merupakan mantan orang-orang Syiah. Saya pernah bertemu dengan seorang saudara, namanya Sajjid dan dulunya ia orang Syiah, tapi kemudian ia menjadi orang Sunni dan meninggalkan keluarganya untuk itu. Saudara ini merupakan aset yang sangat besar untuk Mujahidin, terutama selama hari-hari yang keras di Fallujah dulu.
Abu Umar al-Baghdady mempunyai kewajiban untuk memimpin. Dia adalah seorang pemimpin dan tidak perlu bertempur kecuali bila dia terpaksa. (Karena memimpin mujahidin lebih wajib baginya daripada bertempur bersama mujahidin)
Sebaliknya, Abu Musab al-Zarqawi (yang menjadi amir saat itu) turut bergabung dalam pertempuran, seperti saat pertempuran Fallujah yang pertama. Selama pertempuran Fallujah, sampai-sampai saudara kami harus meminta kepadanya agar hanya memimpin dan menjauh dari pertempuran. Saudara-saudara tersebut adalah Abu Anas al-Shami, Umar Hadid, Abu Muhammed al-Lubnani, Abu Suhaib, dan Abu Abdullah al-Raghawi.
Operasi Amerika yang menewaskan Abu Musab al-Zarqawi, sebenarnya bukanlah Abu Musab targetnya. Tetapi Abu Abdulrahman al-Baghdadi, yang juga terbunuh dalam serangan itu. Sebelum penyerangan Abu Abdulrahman telah dibuntuti oleh pesawat yang bergemuruh. Selama penyerangan Abu Jaffar al-Maqdisi, Abu Mumin, Abu al-Masri dan beberapa orang lainnya terbunuh. Saat itu Abu Musab meninggalkan rumah beberapa detik sebelum bom pertama meledak dan sesudahnya, ia ikut dalam pertempuran melawan militer Amerika selama 3 jam. Ketika tentara Amerika menyadari bahwa untuk menyelesaikan pertempuran memerlukan waktu yang terlalu lama, para tentara ditarik mundur dan wilayah itu dihantam oleh dua bom dengan berat 500 pound, yang menyebabkan kematian Abu Musab dan semua orang yang berjuang bersamanya.
Anda tahu bahwa Bush yang terkutuk itu telah membuat rencana untuk Iraq yang baru, jadi Abu Umar al-Baghdadi (Amirul Mu’minin Daulah Islam Iraq) juga membuat rencana baru – termasuk mempelajari bagaimana menembak jatuh pesawat. Namun mengenai jatuhnya helikopter Apache dan senjata yang digunakan untuk melakukannya, saya dilarang untuk mendiskusikan masalah itu di sini. Saya pikir setiap orang yang menyaksikan video tentang jatuhnya pesawat itu dan dapat melihat senjata yang digunakan untuk melakukannya disamarkan.
Daerah di Iraq berbeda dengan Afghanistan atau Chechnya. Anda akan dapat berbaur dengan orang-orang di sekeliling Anda, dalam penampilan, tingkah laku, dll. Tiap operasi dan daerah operasi memerlukan tipe dan jenis senjata yang berbeda. Secara umum saudara Anda mengunakan teknologi yang sama yang digunakan oleh orang kafir dan orang Amerika. Jika mereka menggunakan M16 atau senjata M-4 rifles, maka saudara Anda juga akan menggunakannya. Semoga kami segera akan dapat mempunyai F16 milik kami sendiri. Jangan lupakan janji Abu Musab az-Zarqawi yang terkenal bahwa Amerika akan dikalahkan dengan senjata mereka sendiri.
Menjawab pertanyaan tentang rencana atau tujuan kami di masa mendatang setelah Daulah Islam Iraq dikukuhkan, pertama kami memohon kepada Allah untuk menolong kami mendapatkan kemenangan, baru kemudian kami akan memikirkan langkah kami selanjutnya. Tentu saja prioritas paling utama adalah Palestina.
Kemenangan telah dekat, dengan idzin Allah SWT. Saya ingin menyampaikan salam penghormatan untuk seluruh saudara-saudara kita di Saudi Arabia, Maroko, Al Jazair, dan Tunisia. Hari ini, mayoritas Mujahidin dalam jaringan Al Qaeda di Iraq adalah warga Iraq, bukan pendatang. Itulah mengapa kami mengharapkan bagi siapa pun yang ingin bergabung dengan jihad Iraq agar memiliki pengetahuan dasar dalam latihan militer.
Paling tidak dia memahami bagaimana caranya menggunakan senjata. Dalam kesempatan ini saya juga ingin menyampaikan ketidakhadiran juru bicara Daulah Islam Iraq dalam forum ini untuk menjawab beberapa pertanyaan dikarenakan beberapa alasan. Beberapa saudara kita yang memiliki hubungan dekat dengan Syekh Abu Musab Az Zarqawi (rh) telah meninggalkan kita (syahid, Insya Allah) dan beberapa lagi masih hidup dan terus berjuang. Alhamdulillah. Al Qaeda sendiri telah berkembang dari satu generasi ke generasi berikutnya hingga kemenangan itu datang, Insya Allah. Sebagaimana slogan kami, Hidup Mulia atau Mati Syahid. Sebagaimana yang kalian tahu, dahulu kami bernama Jama’ah Tauhid wal Jihad, Lalu menjadi Jaringan Al Qaeda, dan berkembang menjadi Majelis Syuro Mujahidin Iraq, dan akhirnya sekarang dikenal dengan nama Daulah Islamiyah fie Iraq.”
Adapun langkah kami selanjutnya, maka saya sampaikan bahwa tujuan akhir kami adalah untuk menegakkan sebuah Khilafah Islamiyah. Kami akan memulai dengan membebaskan seluruh wilayah kaum Muslimin dari tangan-tangan rezim agresor, tentu kami tidak akan melupakan Palestina, Chechnya, Afhganistan, Adalusia (Spanyol), Philipina, dan negara-negara lain. Daulah Islam Iraq akan terus memperluas wilayah jihadnya ke negara-negara tetangga, terutama untuk menginspirasikan jihad, dan melakukan operasi jihad.
Terima kasih saudaraku semua atas pertemuan kita ini. Saya akan mengakhiri wawancara ini dengan mengutip pesan dari Komandan Militer Negara Islam Iraq, Abu Hamzah Al Muhajir, Wahai saudaraku, Saya ingin menginformasikan kepada Anda semua bahwa seluruh Mujahidin Iraq mengikuti teladan Rasulullah SAW dalam memerangi murtadin. Negara ini, Insya Allah dengan idzinNya akan menjadi akan menjadi Khilafah Islamiyyah yang mengikuti manhaj kenabian. Jihad telah dimulai dari Afghanistan, dan kini di Iraq, dan akan terus berlangsung di seluruh wilayah. Kami berharap dapat mengakhiri penindasan saudara-saudara kami di Palestina.
Daulah Islam Iraq berjanji tidak akan menghentikan jihad hingga kita semua bisa membebaskan Jerusalem sebagaimana yang telah dikabarkan oleh Baginda Rasulullah SAW. Seluruh pemimpin-pemimpin kami telah mencanangkan hal itu semua, Syekh Usamah bin Ladin, Syekh Aiman, Mullah Muhammad Umar, Abu Musab Az Zarqawi, dan kini Abu Umar Al Baghdady. Mereka semua telah berjanji untuk menegakkan Khilafah Islam di setiap jengkal wilayah di bumi ini. Kami memperingatkan yahudi dan dan para pemimpin Arab bahwa jihad telah datang , Islam ada di sini, dan pasukan serta pengikut Muhammad SAW ada di sini. Kami ingin sampaikan kepada kalian semua bahwa apa yang kalian hadapi di Selatan Libanon pada hari ini hanyalah sesuatu yang kecil dibandingkan dengan apa yang akan kalian hadapi dari pasukan Allah disini.”
Demikian penjelasan panjang seorang mujahid dari Daulah Islam Iraq. Pada Sabtu, 15 Mei 2010, kurang lebih empat tahun setelah menjabat dua pimpinan tertinggi Daulah Islam Syahid -insyallah-, yakni Abu Umar Al Baghdadi dan Abu Hamzah Al Muhajir. Maka Majlis Syura Daulah Islam Iraq yang terdiri dari para mentri dan petinggi daulah, ahlul halli wal aqdi, dan ahli ilmu mengadakan musyawarah untuk mencari pengganti dua syaikh mujahid tersebut -rahimahumullah-.
Musyawarah tersebut akhirnya mencapai kesepakan untuk mengangkat Syaikh Mujahid Abu Bakar Al Baghdadi Al Husainiy Al Qurasyiy sebagai Amirul Mukminin Daulah Islam Iraq, sekaligus mengangkat Syaikh Mujahid Abu Abdillah Al Hasaniy Al Qurasyiy sebagai wakil amir.
Dua orang syaikh ini merupakan orang yang tinggi ilmunya, dan termasuk para pendahulu dalam dakwah kepada agama Allah dan berjihad di jalan-Nya, demikian seperti yang ditulis dalam rilis resmi tersebut.
Pengangkatan dua pemimpin baru ini membuktikan bahwa perjalanan dan kekuatan jihad tidak akan pernah berhenti dengan terbunuhnya para pemimpin mereka, karena para mujahidin berjihad di jalan Allah dan karena Allah bukan karena pemimpin mereka.
Jumlah pasukan Salib Amerika yang terbunuh mencapai puncaknya pada masa pemerintahan mereka. Hal itu terus terjadi hingga Arab Spring.
Tidak lama kemudian, pecahlah konflik di Suriah maka Abu Bakar Al Baghdadi pun mengirimkan tentaranya.

BAHAGIAN 4 : JABHAH NUSRAH & ISIS
Arab Spring, adalah sebuah revolusi yang menular di negara-negara Arab. Rakyat beramai-ramai turun ke jalan menuntut pergantian rezim yang rata-rata telah berkuasa selama 25-30 tahun. Sebagian dari revolusi tersebut gagal, namun sebagian lagi berhasil menjatuhkan raja-raja diktator yakni Ben Ali, Muammar Qadaffi, dan Hosni Mubarak.
Disaat sebagian besar revolusi di berbagai negara mulai mereda, hanya Suriah yang masih menyala. Bashar Al Assad lebih memilih membunuh rakyatnya sendiri daripada harus lengser dari kekuasaan. Kedzaliman dan pembantaian terjadi di mana-mana sedangkan dunia dan pemimpin Islam hanya bisa mengecam. Rakyat Suriah pun berteriak meminta pertolongan kepada kaum muslimin.
Maka Amirul Mukminin Daulah Islam Iraq, Syaikh Abu Bakar Al Baghdadi tidak memiliki pilihan lain kecuali mengirimkan tentaranya ke Suriah. Karena Daulah Islam Iraq memiliki kemampuan, persenjataan, dan tentara untuk bergerak kesana, maka wajiblah atas Daulah membela mereka yang tertindas.
Ini juga merupakan realisasi dari cita-cita Abu Mus’ab Az Zarqawi, dimana ia menginginkan suatu pasukan yang dapat “diekspor” untuk membantu kaum muslimin. Maka inilah Daulah Islam Iraq pada hari itu mewujudkan kenyataan tersebut.
Sebagaimana yang disampaikan oleh Abu Usamah Al Iraqiy, salah seorang tentara Daulah Islam Iraq, bahwa Syaikh Abu Bakar Al Baghdadi mulai membentuk unit khusus yang akan dikirim ke Suriah.
Beliau menyisihkan sebagian dari tentaranya, dan mengangkat seorang pemimpin atas mereka. Syaikh Abu Bakar Al Baghdadi menginginkan seseorang yang pantas untuk beliau kirim ke Syam yang memenuhi beberapa kriteria, di antaranya dia itu asli Syam dan mengetahui tabi’at kaum muslimin di sana serta kriteria lainnya.
Salah seorang syaikh, memberikan usulan kepada Abu Bakar Al Baghdadi agar menjadikan Abu Muhammad Al Jaulani sebagai pemimpin pasukan di Suriah. Syaikh tersebut berani merekomendasikan hal tersebut setelah bertemu dan mendidiknya di sebuah penjara di Iraq.
Abu Muhammad Al Jaulani pernah dinominasikan oleh Syaikh tersebut sebagai Juru Bicara Daulah Islam Iraq, namun jabatan itu jatuh kepada Abu Muhammad Al Adnani. Dan Al Jaulani pun akhirnya ditugaskan di sebuah Divisi Keamanan Daulah Iraq provinsi Nainawa sebagai salah satu penasehat.
Abu Bakar Al Baghdadi lalu meminta agar dipertemukan langsung dengan Al Jaulani, dan Syaikh Al Baghdadiy mendapatkan Al Jaulaniy sebagai orang yang baik untuk beliau utus dalam rangka tugas ini dan telah selesai penetapan politik umum untuk jama’ah yang mana Al Jaulaniy akan bekerja di dalamnya dan selesai pula penjelasan beberapa point penting baginya.
Di antara pesan dan syarat terpenting yang disampaikan oleh Abu Bakar Al Baghdadi kepada Al Jaulaniy adalah peleburan sayap Daulah di Syam (yakni Jabhah Nushrah) bersama Daulah Islam Iraq atau pembubaran jama’ah tersebut jika diminta.
Al Jaulani menyetujui syarat-syarat tersebut lalu memperbaharui bai’atnya kepada syaikh Al Baghdadiy secara langsung untuk assam’u wath thaa’ah dalam kondisi giat dan malas sebelum ia dikirim ke Syam bersama bersama mujahidin pilihan dari Daulah Islam Iraq.
Setelah pembai’atan tersebut, Abu Bakar Al Baghdadi membagi harta Daulah di Baitul Mal dan membaginya kepada pasukan baru tersebut (yaitu Jabhah Nushrah), dan juga dilakukan pembagian persenjataan dan perlengkapan yang ada di batalion-batalion Daulah, bahkan batalion-batalion Daulah menderita kekurangan senjata dan perlengkapan akibat pengiriman sebagian persenjataan dan perlengkapannya ke Syam.
Abu Bakar Al Baghdadi menyampaikan terkait hal ini, “Ketika kondisi kaum muslimin di negeri Syam telah sampai pada keadaan penumpahan darah, penodaan kehormatan (oleh rezim Nushairiyah Suriah), penduduk Syam meminta bantuan mereka sementara masyarakat internasional berlepas diri dari mereka, maka tiada pilihan bagi kami kecuali bangkit untuk menolong mereka.
Maka kami mengutus (Abu Muhammad) Al-Jaulani (untuk memimpin Jabhah Nushrah), dan dia adalah salah seorang tentara kami dan bersamanya sejumlah orang dari putra-putra kami. Kami berangkatkan mereka dari Irak menuju Syam untuk bertemu dengan sel-sel jihad kami di negeri Syam.
Kami merumuskan bagi mereka perencanaan-perencanaan dan kami tetapkan untuk mereka pengendalian operasi (siyasat al-’amal), dan kami biayai mereka dari baitul mal kaum muslimin (Daulah Islam Irak) setiap setengah bulan sekali, dan kami dukung mereka dengan personil-personil yang telah matang di medan-medan jihad dari kalangan muhajirin dan anshar.”
Dan setelah pengorbanan darah dan peperangan serta kemajuan di atas lapangan, maka Allah memberikan kemenangan bagi Jabhah Nushrah di Syam dan Allah memberikan bagi mereka tamkin di bumi Syam dan di dalam hati manusia serta naiklah popularitas mereka.
Setelah kemenangan besar yang diraih Jabhah Nushrah. Daulah Islam Iraq meminta perlengkapan-perlengkapan peledak, seperti detonator dan meminta istisyhadiyyin dan meminta bahan-bahan peledak serta yang lainnya dari Al Jaulaniy. Sebab kekurangan bahan-bahan ini di Iraq adalah karena dahsyatnya peperangan terhadap kaum murtaddin dan Rafidhah, sedangkan kebutuhan mujahidin kepadanya sangat besar, sehingga mereka meminta bantuan Syam untuk menutupi kekurangan ini.
Akan tetapi permintaan-permintaan mujahidin di Iraq ini tidak dipenuhi oleh Al Jaulaniy, kecuali setelah pengiriman surat berkali-kali dan tekanan agar ia mengirimkan sedikit saja dan dengan kereta api. Al Jaulani juga menolak instruksi Daulah Islam agar menyerang target tertentu.
Para petinggi Daulah Islam Iraq berprasangka baik bahwa Al Jaulaniy mungkin sedang disibukkan dengan peperangannya melawan tentara Bashar Al Assad. Namun tak lama berselang, sampailah surat-surat dari utusan-utusan Daulah di Syam yang menjelaskan bahwa Al Jaulaniy mulai berupaya membentuk sebuah Imarah lewat tindakan-tindakannya dan ucapan-ucapannya. Di mana ia sering sekali mendengung-dengungkan bahwa ia tidak ingin mengulangi politik Daulah Islam Iraq, kekeliruan-kekeliruan Daulah, tindakannya, metodenya dan ini dan itu. (Ingat, berita ini disampaikan pada tahun 2012, dan kini terbukti. ed-)
Sikap ini yang mengusik kecurigaan utusan-utusan Daulah di Syam, akan tetapi Qiyadah (petinggi) Daulah Islam Iraq mengabaikan hal ini dan mereka mencarikan udzur bagi Al Jaulaniy dengan sebab tanggung jawab yang dibebankan ke atas pundaknya, padahal surat-surat itu terus berdatangan.
Suatu hari datanglah amir suatu jama’ah jihadiyyah yang berada di salah tsughur kaum muslimin yang besar, dan dia menemui Al Jaulaniy dan terus dia menjelaskan tujuannya bahwa dia itu ingin berbai’at. Maka Al Jaulaniy menyodorkan kepadanya tiga pilihan: (1). Membai’at Al Jaulaniy sendiri, atau (2) Membai’at syaikh Aiman Adh Dhawahiriy, atau (3) Membai’at syaikh Abu Bakar Al Baghdadiy!
Maka syaikh itu (amir jama’ah tadi) meminta bertemu dengan Syaikh Abu Bakar Al Baghdadiy dan dia-pun datang ke Iraq untuk menjumpai Syaikh Al Baghdadiy, dan setelah berjumpa dengan para komandan di Daulah dan bertemu dengan Abu Bakar Al Baghdadiy serta menyatakan bai’atnya, maka dia berbicara tentang apa yang terjadi di Syam sebelum dia sampai (di Iraq). Yakni pernyataan aneh Al Jaulani.
Saat itulah para pimpinan Daulah Islam Iraq mengetahui bahwa Al Jaulaniy berupaya memisahkan diri dari Daulah. Qiyadah Daulah dan Majlis Syura Daulah melakukan itjima’, dan memanggil Al Jaulaniy untuk berbicara dengannya seputar apa yang terjadi.
Sebelum berangkat ke Iraq, Al Jaulani diketahui berbicara kepada orang-orang kepercayaannya, bahwa seandainya dia terbunuh maka itu adalah perbuatan Daulah Islam Iraq. Sebagian orang menasehatinya atas ucapannya itu dan mereka berkata kepadanya: Seandainya kamu terbunuh oleh tangan Nushairiyyah atau Rafidhah di tengah perjalananmu, maka ucapanmu ini akan menimbulkan fitnah besar.
Al Jaulaniy-pun berangkat untuk menemui Syaikh Al Baghdadiy dan para petinggi Daulah. Saat bertemu, Al Jaulaniy mengakui sebagian kesalahan dan tidak mengakui sebagian yang lainnya dan ia berjanji untuk memperbaiki kesalahan apapun yang berkaitan dengan politik, Imarah dan ucapan yang pernah muncul darinya serta hal lainnya.
Dan ia pun kembali ke Syam, namun keadaannya tetap seperti sebelumnya dan tidak ada perubahan, serta surat-surat utusan-utusan Daulah juga terus berdatangan menjelaskan seputar apa yang sedang terjadi, maka Daulah Islam Iraq pada akhirnya yakin bahwa Al Jaulaniy sedang berupaya untuk tujuan tertentu, maka Daulah Islam Iraq melakukan langkah terakhir yaitu mengirim Syaikh yang dahulu merekomendasikan Al Jaulaniy kepada Syaikh Abu Bakar Al Baghdadi sebagai pemimpin Jabhat Al Nusra, maka Daulah mengutusnya untuk menemui Al Jaulaniy dalam rangka menyelesaikan masalah dengan cara yang lebih baik.
Kemudian setelah syaikh itu kembali ke Irak setelah menemui Al Jaulaniy. Ia menyampaikan bahwa Al Jaulaniy telah final dalam memutuskan akan mendirikan Imarah sendiri, dan ia mengukuhkan kepemimpinannya terhadap urusan jama’ah-nya (maksudnya, Daulah Islam tidak boleh ikut campur, ed-).
Terkait keinginan Al Jaulani tersebut, maka Daulah Islam pun memutuskan agar segera mendeklarasikan pelebaran wilayah Daulah ke Syam, dan menghapus Jabhat An Nusra secara terang-terangan dan meleburnya ke dalam Daulah yang dinamakan Daulah Islam Iraq dan Sham (ISIS).
Maka pada tanggal 9 April 2013, ISIS pun dideklarasikan! Dalam pengumumannya Syaikh Abu Bakar Al Baghdadi berkata “Pada saat itu kami tidak mengumumkan (identitas asli Jabhat An Nusra adalah kami) karena faktor-faktor keamanan, dan agar rakyat bisa melihat hakekat dari Daulah (Islam Irak), hakekat sebenarnya yang jauh dari pencitraan buruk dan kebohongan oleh media massa.
Kini telah tiba saatnya kami mengumumkan kepada penduduk negeri Syam dan seluruh masyarakat dunia bahwa Jabhah Nushrah tidak lain hanyalah perpanjangan dari Daulah Islam Irak dan bagian darinya.
Kami telah membulatkan tekad, setelah beristikharah kepada Allah Ta’ala dan bermusyawarah dengan orang-orang yang kami percayai agama dan kebijaksanaan mereka, untuk terus melanjutkan perjalanan menanjak jama’ah ini, dan tidak mempedulikan apapun celaan yang akan ditujukan kepada kami, karena sesungguhnya ridha Allah di atas segala-galanya, apapun yang akan menimpa kami karena hal itu.
Maka dengan ini kami meniadakan nama Daulah Islam Irak dan meniadakan nama Jabhah Nushrah, dan kami menggabungkan keduanya dalam satu nama baru: Daulah Islam di Irak dan Syam. Demikian pula kami mengumumkan penyatuan bendera, bendera Daulah Islam, bendera Khilafah Islamiyah, insya Allah.”
Setelah mendengar pengumuman tersebut, pasukan Daulah Islam Iraq yang sebelumnya bersama Jabhat An Nusra, lalu berbondong-bondong menggabungan diri ke ISIS. Adapun Al Jaulani tidak berani mengingkari pernyataan Syaikh Abu Bakar Al Baghdadi tersebut, dan hanya mengeluh bahwa pengumuman ini tidak dikonsultasikan terlebih dahulu kepadanya.
Al Jaulani lalu menyatakan bahwa kelompoknya memisahkan diri dari ISIS, membatalkan bai’atnya, dan menyatakan bai’atnya kepada Syaikh Ayman Ad Dzawahiri, amir Al Qaeda. Maka berpisahlah pada hari itu mujahidin-mujahidin Iraq pendiri Jabhat An Nusra, dan tidak tersisa di Jabhat An Nusra kecuali ikhwah-ikhwah yang berhasil direkrut oleh Al Jaulani di Suriah. Kejadian seperti ini bukanlah yang pertama kali bagi Daulah Islam, melainkan yang kedua kalinya. Adalah Abu Ishaq Al Iraqi, salah seorang mujahidin Daulah Islam Iraq yang pernah melakukan hal yang sama lalu berbai’at kepada Al Qaeda. Insyallah akan dikupas di bagian lain halaman ini.
Deklarasi ini mengejutkan banyak orang, dan banyak yang mengatakan bahwa deklarasi ini terburu buru, keliru dan berbahaya bagi proyek Jihad di Suriah dan bahwasannya pengumuman ini datang pada waktu yang tidak tepat. Memang benar jika dinyatakan bahwa deklarasi ini terburu-buru, karena deklarasi ini dipicu oleh Al Jaulani yang tanpa diduga ternyata berusaha membuat Imarah baru, sehingga Daulah Islam Irak menyegerakan deklarasi ini.
Bagaimana mungkin Daulah Islam Irak tidak ‘panik’, sedangkan Al Jaulani berusaha memisahkan para mujahidin Daulah yang dikirim bersamanya ke Suriah dari Daulah Islam Irak. Sedangkan Daulah Islam Irak itu sejak awal berdirinya berusaha mempersatukan para mujahidin di bawah naungannya. Apakah mungkin Daulah Islam Irak sengaja sejak awal menciptakan, membiayai dan menginginkan sebuah faksi jihad atau Imarah baru yang berlepas darinya?
Terlepas dari tepat atau tidak tepatnya waktu pendeklarasian, qadarullah hari demi hari jusru memperlihatkan bahwa ini merupakan strategi yang brilian. Pertama, deklarasi ISIS ini berhasil menahan terpecah belahnya Daulah Islam Irak menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil oleh Al Jaulani.
Kedua, deklarasi ISIS ini berhasil mematikan mimpi Amerika dan Arab Saudi yang menginginkan sebuah model negara kerajaan Islam untuk Suriah, namun tetap tunduk pada Amerika dan bersahabat dengan Arab Saudi.
Ketiga, deklarasi ISIS ini berhasil menjadi furqan bagi kaum muslimin. Dimana kaum muslimin bingung membedakan antara brigade-brigade dan faksi-faksi yang benar-benar memperjuangkan Islam, dengan mereka yang memperjuangkan sebuah negara demokrasi. Deklarasi ini juga menyingkap faksi-faksi dan brigade-brigade mana yang berhubungan dengan Amerika, dan faksi serta brigade mana yang berhubungan dengan Arab Saudi. Ya! Arab Saudi dan kerajaan-kerajaan di Jazirah Arab adalah musuh para mujahidin, dan ini sudah diketahui oleh masyarakat luas sejak belasan tahun yang lalu, kecuali oleh mereka yang baru-baru ini kenal dengan dunia mujahidin.
Keempat, deklarasi ISIS ini berhasil menjadi tembok bagi munafikin, dimana jika ia jujur ingin mendirikan pemerintahan yang menerapkan syariat islam dan mempersatukan kaum muslimin. Maka inilah ISIS, sebuah hal yang diinginkannya, dan tidak mungkin akan diperanginya.
Kelima, deklarasi ISIS ini berhasil menghancurkan perjanjian Sykes Pycot, dimana mujahidin menolak mengakui batas negara antara Iraq dan Suriah. Tidak diakuinya perjanjian Sykes Pycot oleh ISIS ini, layaknya penghancuran tembok Berlin, dimana Jerman saat itu dipisah menjadi dua wilayah dengan tembok oleh Amerika dan Rusia. Sedangkan pemisahan wilayah Irak dan Suriah lebih parah, yang sebagian besar hanya dipisahkan oleh gundukkan pasir yang tingginya tak lebih tinggi dari tingginya tanah kuburan.
Perjuangan terus berlanjut, satu demi satu kota di Suriah dibebaskan oleh ISIS, keteguhan dan kegigihan ISIS di garis depan membuat kagum berbagai faksi jihad yang lain. Perhatian ISIS terhadap rakyat suriah menjadi alasan bagi rakyat suriah untuk hijrah ke wilayah ISIS.
Dan akhirnya hampir setiap bulan kita mendapatkan berita mengenai bergabungnya berbagai kelompok-kelompok jihad ke dalam naungan Daulah Islam Irak dan Syam (ISIS) ini. Dan tidak sedikit para kabilah-kabilah yang membai’at Syaikh Abu Bakar Al Baghdadi sebagai Amirul Mukminin Daulah Islam Irak dan Syam.
Dikarenakan begitu banyaknya rakyat di Suriah yang hijrah ke wilayah Daulah bagian Suriah. ISIS lalu membuka kantor perwakilan Daulah di kota Raqqa. Membangun madrasah, pengadilan, menerapkan syariat islam, menetapkan jizyah, mengambil zakat dan memberikan keamanan kepada rakyat dari gangguan Shabiha (pembunuh bayaran Bashar Al Assad) dan preman-preman lokal.
Rakyat kota Raqqa pun patuh dan tunduk, mereka melaksanakan sholat berjamaah tepat waktu, para wanitanya tidak ada satupun yang menampakkan aurat di tempat umum. Plat mobil pun diganti dengan lambang Daulah Islam. Listrik, air, makanan dan minyak atas izin Allah tetap melimpah. Disepanjang jalan dipenuhi baliho tentang islam. Sebuah kemajuan yang sangat dahsyat, yang membuat musuh-musuh islam geram.
Setelah dunia gempar melihat perkembangan ISIS tersebut, maka dimulailah sebuah konspirasi dan fitnah terhadap ISIS. Sebuah kegagalan besar, dikarenakan fitnah yang muncul adalah fitnah yang sama seperti 6 tahun yang lalu, ISIS sudah melewati fitnah-fitnah seperti itu di Irak. Itulah fitnah Shahawat atau Sahwa.

BAHAGIAN 5 : SAHWA & SAHAWAT
Sahwa atau Shahawat pada dasarnya adalah merujuk pada kelompok-kelompok bersenjata kaum muslimin, namun mereka rela bekerjasama dengan musuh islam (yang sedang) bermusuhan dengan musuh mujahidin. Dan bahkan ada juga yang memang menyatakan terang-terangan untuk memerangi mujahidin.
Menjadi sebuah fitnah dikarenakan mereka adalah dari kaum muslimin ahlus sunnah wal jamaah, sunni, pemuda-pemuda muslim yang baik lagi shalih, namun mereka tertipu tanpa sadar oleh para Ulama dan Pemerintah yang jahat, mereka dikerahkan untuk menjadi lawan bagi para Mujahidin. Dan justru menjadi sekutu bagi pasukan salib Amerika, dan pemerintah Thagut Al Saud (Kerajaan Saudi Arabia). Kebanyakan dari mereka berpakian sipil layaknya mujahidin. Kaum muslimin sulit membedakan mereka. Bahkan jika mereka menyamar menjadi mujahidin, banyak yang dapat tertipu.
Seperti pada perang mujahidin Afghanistan melawan Soviet, dimana saat itu Amerika menawarkan bantuan, ada sebagian dari kelompok ‘Jihad’ yang bersekutu dengan Amerika untuk melawan Soviet, inilah yang disebut ‘Sahwa’ oleh para mujahidin.
Terkait hal ini, Media Al Furqon pernah merilis sebuah wawancara dengan Syaikh Abu Mushab Az Zarqawi (Sang pendiri Daulah), beliau mengatakan:
“Saat itu Mujahidin berperang dalam rangka menggulingkan rezim komunis dan menegakkan syariat Allah Azza wa Jalla. Target dari sisi ini jelas. Namun, selang hari berganti nampak jelas bagi kami; banyak jama’ah jihad memiliki manhaj yang cacat.
Di sini harus ada pengecualian, karena ada juga kelompok-kelompok jihad yang memiliki manhaj yang bagus. Harus dipisahkan antara niat yang baik dan manhaj yang benar, dan kita tidak akan mencampuri urusan niat. Dengan demikian kami katakan: terdapat kekurangan dalam masalah visi, inilah yang menyebabkan mereka mau menerima orang sekuler, komunis, dan juga jihad bersama orang nasionalis. Mereka tidak tegas sejak awal sehingga pada akhirnya menghadapi berbagai persoalan yang pelik.
Mayoritas ikon dari para pemimpin jihad saat itu adalah “ikhwanul muslimin” atau sekuler yang mengaku berjihad seperti Sayyaf, Robbani, Hekmatyar, dan Ahmad Syah Masud. Oleh sebab itu manhaj mereka tidak jelas meski mereka beranggapan bahwa mereka ingin memberlakukan syariat.
Hal tersebut disebabkan karena Afghanistan memiliki keistimewaan dibanding negeri-negeri Islam lainnya, yaitu bentuk komitmen dan cinta penerapan syariat. Tabiat masyarakat Afghan sangat terjaga. Inilah yang menyebabkan suasana umum di Afghanistan terasa Islam. Akan tetapi dari sisi manhaj, belum tertancap betul pada mereka manhaj dengan jelas, maka apa hasil akhirnya?
Para pemimpin jihad -yang bermanhaj menyimpang- menampakkan pengkhianatannya selang beberapa lama seperti Sayyaf, Robbani dan Ahmad Syah Mas’ud dan bersekongkol dengan orang-orang Budha, Hindu, dan dengan orang-orang Amerika. Mereka menerima Amerika dan tidak menerima Taliban.”
Ketika Uni Soviet kalah dan keluar dari kota Kabul (sekitar tahun 1990-an), para mujahidin (antara yang nasionalis, sekuler dan islamis) saling bertikai, Syaikh Abu Mus’ab Az Zarqawi mengatakan “Kami melihat sebagian faksi-faksi jihad jauh dari manhaj yang lurus, maka kami putuskan keluar dari Afghanistan untuk mencoba melakukan sesuatu (eksperimen) di negeri Syam, khususnya di Palestina dan Yordania.“
Demikianlah hakikat sahwa pada masa perang Afghanistan, pada kalimat Syaikh Zarqawi diatas juga tersirat mengenai mega proyek Daulah Islam di negeri Syam yang sudah jauh hari direncanakannya, sejak era jihad Afghan! Masyallah!
Setelah Allah memberikan tamkin kepada Daulah Islam Iraq pada tahun 2007 dan Daulah membentangkan kekuasaannya ke berbagai wilayah Ahlussunnah dan penaklukan-penaklukan terus berlangsung memasuki wilayah-wilayah Rafidlah dan putra-putra Daulah Islam Iraq menggoreskan kepahlawanan yang menakjubkan di dalam memerangi Salibis Amerika dan Rafidlah Majusi dengan kepemimpinan Amirul Mu’minin Syaikh Abu Umar Al Baghdadiy dan Menteri Perang-nya Syaikh Abu Hamzah Al Muhajir semoga Allah menerima mereka. Dan saat itu bala tentara Daulah Islam patuh kepada para umara-nya dan segala sesuatu berjalan sebagaimana yang telah diperintahkan.
Tanpa di duga ada seorang yang bernama Abu Ishaq salah seorang tentara Daulah Islam di mana dia adalah salah satu penasehat di sebuah distrik, dia mengumpulkan para pemimpin distrik-distrik di wilayah Diyala di salah satu markaz Daulah, dan setiap kali datang amir distrik atau ‘askariy wilayah atau wali maka ia melucuti senjata amir tersebut, dan melepaskan rompi peledak yang memang dipakai terus oleh para amir. Barulah ia diizinkan masuk ke tempat berkumpul, dan setelah seluruh orang-orang yang diundang sampai ke majelis, maka Abu Ishaq memulai berbicara dan mengatakan bahwa Syaikh Abu Umar Al Baghdadiy adalah ‘amiil (agen) negara Iran dan bahwa Syaikh Abu Hamzah Al Muhajir itu adalah agen Ikhwanul Muslimin dan bahwa pendeklarasian Daulah Islam itu adalah langkah yang salah dan kita wajib mencopot bai’at Abu Umar Al Baghdadiy dikarenakan dia itu murtad dan wajib pula membubarkan penamaan Daulah Islamiyyah dan kita kembali kepada penamaan Al Qaidah.
Kemudian dia memandangi umara sekelilingnya dan berkata kepada mereka: “Siapa di antara kalian yang mendukungku dan siapa yang menentangku?” Orang yang tertipu dengan kebohongannya maka dia mengatakan saya bersamamu, sedangkan orang yang tidak tertipu dari kalangan umara yang jujur maka dia mengetahui bahwa Abu Ishaq akan membunuhnya bila dia tidak membai’atnya dan tidak mencopot Syaikh Al Baghdadiy, dan markaz pertemuan itu dikelilingi oleh para pengikut Abu Ishaq, sedangkan intruksi Abu Ishaq kepada para pengikutnya adalah tidak seorangpun keluar dari markaz pertemuan dalam keadaan hidup kecuali orang yang mencopot bai’at Al Baghdadiy, maka semua hadirin membai’atnya kemudian dia mengatakan kepada mereka: Sekarang kita ini adalah Tandhim (organisasi) Al Qaidah Fi Biladirrafidain dan saya amir tandhim-nya” dan setelah pertemuan itu sejumlah ikhwah yang jujur segera menyampaikan musibah itu kepada dua Syaikh (Al Baghdadiy dan Al Muhajir), dan sejumlah besar dari junud Daulah dan umara-nya tertipu oleh syubhat Abu Ishaq itu.
Kemudian Abu Ishaq mengirim surat kepada Syaikh Usamah rahimahullah yang di dalam isinya terdapat sejumlah kebohongan dan bahwa ia itu akan membenahi apa yang telah dirusak oleh Al Baghdadiy, dan bahwa ia membai’atnya terhadap assam’u wath tha’ah serta penghapusan Daulah dan kembali kepada tandhim Al Qaidah. Orang busuk ini mencari legalitas syar’iy untuk meluluskan kejahatannya. (Seperti Al Jaulani yang membatalkan bai’at dan membentuk Tandhim Al Qaeda fie Syam)
Akan tetapi Syaikh Usamah rahimahullah itu cerdik lagi jeli, maka beliau membalas surat mereka dengan pesan suara dan beliau mengatakan: Bersatulah kalian di sekitar umara (Daulah) kalian” dan beliau memuji Daulah dan umara-nya dan beliau tidak tertipu oleh mereka.
Maka pesan suara ini bagaikan petir yang menyambar Abu Ishaq, dan sejumlah besar dari pengikutnya rujuk kepada Daulah Islam, namun para Abu Ishaq ingin menanggulangi hal itu dan mereka mengatakan bahwa Syaikh Usamah itu sudah uzur (tua) dan pikun serta tidak mengetahui apa yang terjadi di sekitarnya, dan mereka bersikukuh di atas kesesatan mereka dan dengan sebab merekalah wilayah-wilayah Ahlussunnah jatuh ke tangan Amerika dan Shahawat, dikarenakan mereka itu menebarkan kekacauan dan penggembosan di antara junud Daulah, sehingga junud Daulah mengalami kebingungan tidak mengetahui siapa yang di atas Haq dan siapa yang di atas Bathil kecuali orang yang dirahmati Allah.
Mereka juga telah menebarkan selebaran-selebaran di tengah junud Daulah di wilayah Diyala yang berjudul “Haadzaa Wa Liyastabiina Sabiilul Mujrimain Abu Umar Al Baghdadiy Wa Abu Hamzah Al Muhajir“, kemudian Abu Ishaq membentuk katibah (kompi) ‘askariyyah yang bertujuan membunuh dua syaikh dan para syar’iy Daulah, dan mereka benar-benar merancang untuk meng-ightiyal- dua syaikh itu di Al Anbar bersama para pengikut mereka yang menyusup di barisan Daulah, akan tetapi Allah menggagalkan rencana busuk merka, dan Daulah-pun mengajak mereka untuk rujuk dari pemikiran yang sesat ini dan
Daulah sabar terhadap mereka sampai tahun 2009 kurang-lebih, dan sampai syaikh Abu Hamzah dan syaikh Abu Umar sendiri langsung duduk bersama mereka dan menjelaskan kepada mereka kerusakan pikiran mereka, akan tetapi mereka bersikukuh, dan setelah dua syaikh itu memandang bahwa tidak ada faidah sama sekali dari mereka itu maka syaikh Abu Hamzah membentuk tim yang bertugas khusus untuk menghabisi mereka sebagai had (hukuman) bukan sebagai kekafiran.
Maka kelompok tersebut pun lari dan terpecah belah saat menghadapi Daulah Islam Iraq.
Adapun mereka yang bekerjasama dengan Amerika, Syiah, dan Thagut, dan memerangi mujahidin. Maka ia diperangi atas dasar kemurtadan. (dijelaskan di halaman lain majalah ini)
Perang terhadap murtaddin dan munafikin yang diterapkan Daulah Islam Iraq menjadi fitnah, maka orang-orang mulai membicarakan bahwa Daulah Islam Iraq membunuh kaum muslimin, mengkafirkan kaum muslimin (karena darah mereka dihalalkan untuk dibunuh), menyerang kelompok jihad yang lain. Namun Daulah tetap tegas dalam manhaj nya ini, meski banyak orang yang mencela nya. Dan dikarenakan sikap tegas Daulah Islam Iraq inilah, membuat keutuhan Daulah Islam Iraq terjaga, dan semakin berkembang. Yang Haq menjadi jelas, dan yang Bathil pun menjadi jelas.
Memang dalam memerangi ‘kaum muslimin’ sendiri, sudah menjadi hal yang sulit diterima, bahkan oleh para sahabat Rasulullah sendiri. Dengan alasan bahwa hati seseorang itu tidak ada yang tahu. Namun Abu Bakar sangat mengerti bahwa Iman seseorang dapat dinilai dari sikap dan perbuatan mereka.
Mungkin banyak orang yang tidak tahu bahwa dulu para Sahabat radhiyallahu an hum tidak setuju ketika Khalifah Abu Bakar Ash Shidiq menyerukan perang melawan orang orang yang menolak membayar zakat dan yang murtad hingga mereka berkata pada beliau “Wahai Abu Bakar, tutuplah pintu rumahmu, dan tetaplah di rumahmu, beribadahlah kepada Allah sampai datang keyakinan padamu -maksutnya kematian” Bahkan Umar al Farouq termasuk yang menentang pendapat beliau! dan Sahabat berpendapat bahwa menghadapi dengan lembut mereka yang menolak membayar zakat dan yang murtad adalah lebih baik.
Bahkan Umar yang terkenal keras dan tegas berkata “wahai Abu Bakar bersikap bijaklah pada manusia dan rangkullah mereka,” Maka Abu Bakar menjawab “Aku meminta pertolongan padamu dan engkau mengecewakanku? Akhbaru fie jahiliyyah wa hiwaru fil Islam!! Sesungguhnya wahyu telah terputus, dan agama telah sempurna, ataukah ia akan digerogoti sedangkan aku masih hidup? Kemudian berkata Abu Bakar ash Shidiq : Demi Allah seandainya seluruh manusia mengecewakanku maka aku akan memerangi mereka seorang diri ! Maka tersadarlah hati para Sahabat radhiyallu anhum maka mereka memerangi para murtaddin dan dengan itulah Allah menjaga agamaNya.
Dan kini fitnah Shahawat muncul kembali di Suriah, berkedok brigade dengan nama yang Islami dan berbendera tauhid, namun mereka jelas merupakan antek Thagut Saudi Arabia yang merupakan perpanjangan tangan Amerika. Maka ISIS tidak tertipu, dan ISIS bersikap sama seperti beberapa tahun yang lalu saat menghadapi Abu Ishaq dan kelompok nya di Iraq.
Sikap tegas dan terang-terangan menyatakan Al Wala’ wal Baro’ terhadap Arab Saudi dan Amerika, membuat kekhawatiran tokoh-tokoh brigade disana, dikarenakan mereka mendapatkan suplai dan dana dari negara-negara tersebut. Mereka hendak mendinginkan suasana dan meminta ISIS bersikap lembut dan mengedepankan negosiasi. Karena meskipun berbeda manhaj, namun kelompok-kelompok tersebut memiliki musuh yang sama, yakni Bashar Al Assad.
Namun ISIS tetap istiqomah menolak, sehingga akhirnya mereka memilih memerangi ISIS agar membendung gerakan ISIS. Bahkan banyak diantara mereka yang lebih memilih bergabung dengan Bashar Al Assad asalkan ISIS dihalau keluar dari Suriah.
Mereka menyatakan bahwa ISIS memecah belah jihad di Suriah, namun justru ISIS sedang memurnikan jihad di Suriah. ISIS adalah seperti ini, manhaj nya seperti ini, tujuannya adalah seperti ini dan musuhnya adalah Amerika dan Arab Saudi, maka siapa saja yang memiliki pemahaman yang sama, maka bergabung dan beraliansilah lah ke ISIS, jika tidak maka berpisahlah ke sisi yang lain. Kira-kira seperti itulah yang ingin ditegaskan ISIS.
Dan akhirnya terkonsentrasilah dua kekuatan di Suriah akibat pemisahan atas dasar tersebut. Yakni mereka yang tergabung dalam Jabhah Islamiyah dan mereka yang tergabung dalam ISIS.
Syaikh Ayman Adz Zawahiri yang tidak menginginkan hal ini meminta agar ISIS mundur ke Irak. Tetapi ISIS membalas permintaan tersebut dengan tindakan, hanya berselang beberapa minggu dari permintaan tersebut, ISIS sukses menaklukkan Fallujah dan Mosul di Irak, serta menghapus batas negara Irak dan Suriah. Dan menjadikan kota Raqqa di Suriah sebagai ibukota ISIS. Maka tak ada seorangpun yang berani lagi meminta ISIS agar mundur ke Irak (karena batas negara Irak Suriah telah dihapus).

BAHAGIAN 6 : KHILAFAH IBRAHIM IBNU AWWAD
Terhitung semenjak bulan Maret hingga awal bulan April 2014, singa-singa tauhid yang tergabung dalam Daulah Islam Iraq Dan Syam (ISIS) berhasil memporak porandakan basis – basis kekuatan musuh-musuh Islam serta memenangi beberapa kali pertempuran dahsyat diberbagai daerah yang dahulu dikuasai pasukan Syiah rafidhah laknatullah Bassyar Assad dan para shahawat. Hanya satu kata saat melihat hal ini, mereka tak terhentikan!
Diantaranya ialah : Operasi serbu cepat yang dilakukan oleh Mujahidin ISIS ada Sabtu-Ahad (15/03/14) – (16/03/14) di Provinsi Salahuddin mencapai sejumlah target sasaran. Diantaranya, mujahidin ISIS mendirikan Pos Pemeriksaan di Jalan Watban Menuju Jalan Al-Khozaim, menangkap Sahwat dan membakar mobil miliknya. Di sepanjang jalan yang sama, mujahidin ISIS juga menyerang tentara Syiah Safawi dengan senjata berat dan senjata sedang.
Di jalan Baghdad Provinsi Salahuddin, Mujahidin ISIS meledakkan kendaraan tipe Salvador milik petugas Syiah Safawi, sehingga menewaskan dua petugas di dalamnya. Operasi di tempat terpisah, yakni Provinsi Salahuddin, Mujahidin ISIS berhasil meledakkan kendaraan tempur Hummer milik tentara Syiah Safawi di dekat Jembatan Hyundai – Baiji. Serangan terpisah dilakukan oleh mujahidin ISIS juga menargetkan rumah Kolonel Qais Rashid Farhan (Juru Bicara Dewan Provinsi Salahuddin), dua rumah rusak berat, dan menembak seorang Kapten urusan Internal, di Qasisidah Tikrit, dan menyebabkan korban terluka serius.
Setelah pertempuran dan baku tembak sengit tanpa henti antara pasukan Daulah Islam Iraq dan Syam melawan gerombolan pasukan rezim pemerintah Syiah Iraq di Provinsi Diyala, salah satu kota kecil bernama Bahrez akhirnya berhasil dikuasai penuh oleh Mujahidin, pada hari Jum’at (21/3/2014). Melalui akun media sosial dan berita resmi Daulah Islam wilayah Diyala, Mujahidin melaporkan telah berhasil memasuki kembali kota Bahrez dan mengambil alih semua kontrol atasnya dari tangan pasukan Syiah Iraq.
Serangan demi serangan dilakukan oleh perlawanan Ahlus Sunnah Irak yang dimotori oleh Daulah Islam Irak dan Syam. Media internasional melaporkan banyak rangkaian serangan dahsyat di Jumat penuh barokah (21/03/2014). Salah satunya adalah serangan di Baquba, yang menghantam kantor polisi. Puluhan prajurit Ahlus Sunnah yang bersenjata merangsek sebuah markas kepolisian di desa Injanah, sekitar 55 kilometer sebelah utara Baquba. Kemudian sebuah truk tangki yang sarat dengan bahan peledak menghantam bangunan tersebut. 12 orang tewas dalam serangan itu, termasuk petinggi polisi. Komandan Polisi Federal yang tewas dalam serangan truk tangki penuh bom itu adalah Brigadir Jendral Raghib Al-Umeiri. Seorang pembantunya juga tewas dalam serangan ini.
Selain di Provinsi Diyala, Kirkuk, dan Sholahuddin, Mujahidin Daulah Islam Iraq dan Syam menggelar operasi penyerangan dan pengepungan terhadap markas sekaligus fasilitas sumber ekonomi rezim pemerintah Syiah Iraq berupa kilang minyak di Provinsi Ninawa. Dalam rilis statemennya yang dipublikasikan pada, Jum’at (21/3/2014), Mujahidin menyerbu Markas Divisi Perminyakan Pasukan Isnad, rezim Pemerintah Iraq. Operasi tersebut berakhir sukses, Mujahidin memperoleh ghonimah peralatan perang, berupa kendaraan Hummer lapis baja, puluhan senapan berbagai ukuran dari sedang hingga berat, dan sejumlah peralatan teknisi lainnya.
Kantor berita resmi Daulah Islam Iraq dan Syam wilayah Raqqa juga melaporkan bahwa Mujahidin ISIS kembali berhasil menimpakan kerugian besar pada Milisi Komunis PKK dan YPG dalam penyerangan terbaru. Sebanyak 25 anggota komunis PKK dan YPG tewas, dan lebih dari 50 lainnya luka-luka berta sekaligus ringan dalam baku tembak di wilayah Muhawilah at Taslil, utara Provinsi Raqqa, hari Selasa (25/3/2014). Lebih dari 50 personil yang luka-luka itu kemudian ditarik mundur menuju koq Ras al Ayn di Provinsi Hasakah untuk menerima pengobatan, namun ditolak oleh pihak Rumah Sakit Nasional.
Operasi khusus juga dilancarkan oleh mujahidin ISIS wilayah Beiji Provinsi Salahuddin, Iraq dalam rangka menggentarkan musuh-musuh Allah SWT baik dari kalangan tentara kafir syiah safawi maupun kalangan murtadin sahwat pada Selasa (25/03/14). Operasi ini dimulai dengan aksi Syahid yang dilakukan oleh Abu Qosim At-Tunisi menargetkan kantor polisi Beiji, semoga Allah menerimanya sebagai amal shaleh dalam menghinakan polisi pemerintahan Syiah Safawi di Beiji, Salahuddin.
Dalam pertempuran melawan tentara kafir Syiah Safawi di Beiji, Salahuddin, mujahidin ISIS berhasil menembak mati 8 (delapan) orang tentara kafir syiah safawi. Selain itu, mujahidin ISIS menangkap seorang komandan murtadin sahwat wilayah Beiji, kemudian komandan tersebut dieksekusi mati. Operasi kali ini juga diikuti oleh Syeikh Abu ‘Abdurrahman Al-Kuwaiti.
Sumber-sumber keamanan dan kepolisian Provinsi Diyala, Iraq menyatakan bahwa markas besar salah satu Brigade Militer Angkatan Darat Iraq di wilayah timur Desa Qorotaba hancur setelah terkena ledakan bom. Dilaporkan oleh kantor berita Baghdad International, bahwa Mujahidin Daulah Islam Iraq dan Syam meledakkan markas tersebut dan menghujani seluruh personil militer di dalamnya dengan tembakan senapan ringan maupun berat. Serangan dilakukan pada hari Jum’at (28/3/2014), menargetkan Markas Besar Pasukan Angkatan Darat, Qorotoba, 117 km timur laut kota Baquba Diyala.
Mujahidin Daulah Islam Iraq dan Syam juga bergerak ke arah Timur dan Selatan untuk mendesak mundur pasukan Syiah Iraq dari provinsi tersebut kembali ke wilayah Baghdad. Media resmi Daulah Islam wilayah al Anbar mempublikasikan kemenangan berupa foto-foto dokumentasi penaklukan wilayah Zoba, yang terletak di sebelah tenggara kota Fallujah, pada hari Sabtu (29/3/2014). Aljazeera melaporkan setidaknya 44 pasukan Iraq dan Milisi Shohawat tewas terbunuh di tangan Mujahidin Daulah Islam dan Kabilah Suku Ahlus Sunnah al Anbar.
Hari Sabtu (30/03/2014) masih merupakan siklus mimpi buruk yang menjadi nyata bagi pemerintahan rezim boneka Irak dan pasukan-pasukannya. Pada hari ini, 16 orang tentara tewas dalam sejumlah operasi penyerangan di bagian utara dan barat negeri dua sungai. Di Ainul Jahash, sebelah utara Irak, pejuang bersenjata mengarahkan moncong bedilnya dan merangsek ke markas pasukan pemerintahan. Tujuh orang tewas dalam penyerangan ini. Di wilayah Anbar, yang kental nuansa perlawanan ala Daulah Islam Irak dan Syam (ISIS), sebuah bom mobil operasi istisyhad meledak pada kota Ramadi, tepatnya Distrik Al-Houze. Insiden ini menewaskan tujuh orang. Masih di seputaran Anbar, sembilan tentara tewas dalam baku tembak di sebuah desa dekat Fallujah. Baku tembak ini mengambil kejadian saat pagi buta di sebuah markas angkatan bersenjata.
Media resmi Daulah Islam Iraq dan Syam wilayah Syamil Baghdad melaporkan, telah berhasil mengahncurkan iring-iringan kendaraan Intelijen Iraq di pinggiran Utara ibukota Baghdad. Pada hari Ahad (30/3/2014), Mujahidin meledakkan mobil lapis baja Hummer musuh di wilayah Tarmiya, Syaikh Hamad, utara Baghdad. Dilaporkan Komandan Intelijen Iraq tewas, dan banyak dari pengawalnya luka-luka.
Mujahidin Daulah Islam Iraq dan Syam juga dikabarkan menyerbu sejumlah pos keamanan milik pasukan Nushairiyyah di wilayah Homs, Suriah. Media Daulah Islam wilayah Manbej, Syabkah Mabij al Islamiyah mengatakan pada Senin (31/3/2014), bahwa Mujahidin melancarkan serangan terhadap tiga pos checkpoint di utara Provinsi Homs. Lokasi tepatnya di sekitar daerah padang pasir Suriah, Badiyyah asy Sya’ar yang berbatasan dengan Provinsi Hama. Dalam penyerbuan tersebut, Mujahidin berhasil menewaskan sejumlah besar pasukan Nushairiyyah dan mendapatkan senjata rampasan perang berupa tiga buah Tank dan senapan mesin
Sejumlah roket yang ditembakkan oleh Mujahidin Daulah Islam Iraq dan Syam juga menghantam Markas Besar Tentara Syiah Shofawiy Iraq di wilayah al Januub, Selasa (1/4/2014) dan dihari yang sama Mujahidin ISIS menghancurkan Setidaknya empat buah kendaraan militer lapis baja milik Tentara Syiah Iraq yang luluh lantak dihantam serangan roket Mujahidin Daulah Islam di Provinsi al Anbar.
Serangkaian operasi penyerangan juga menargetkan aparat keamanan Syiah Iraq di Provinsi Sholahuddin berhasil membumi hanguskan sejumlah kendaraan militer dan menewaskan puluhan musuh, pada hari Selasa (2/4/2014). Media resmi Daulah Islam Iraq dan Syam wilayah Shalahuddin merilis setidaknya tiga laporan penyerbuan tersebut.
Mujahidin Daulah Islam Iraq dan Syam juga mengepung dan membombardir markas besar Milisi Separatis dan Komunis PKK di wilayah Hasakah al Barakah hingga akhirnya berhasil menguasai serta mengambil alih markas tersebut. Melalui media resminya di wilayah tersebut, Jum’at (4/4/2014) dipublikasikan sejumlah foto dokumentasi bagaimana Mujahidin memberondong markas PKK dengan sejumlah senapan mesin berat, roket, hingga tembakan mortir.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia melaporkan baku tembak sengit antara pasukan Bashar Assad dengan Mujahidin Daulah Islam Iraq dan Syam terjadi di wilayah Timur Provinsi Hama pada hari Sabtu (5/4/2014). Tentara Bashar Assad didukung oleh kekuatan Angkatan Pertahanan Nasional (NDF) Suriah. Namun hasil akhir bentrokan dimenangkan oleh Daulah Islam, dengan keberhasilannya menguasai markas check point Tentara Nushairiyyah di dekat Desa al Sa’en.
Pada 08/04/2014 salah satu situs resmi faksi Mujahidin Chechnya di Suriah, Fisyria melaporkan beberapa hasil operasi penyerangan Daulah Islam Iraq dan Syam terhadap Milisi Komunis PKK di Provinsi Halab (Aleppo) dan Hasakah (Al Barakah) baru-baru ini. Disebutkan bahwa salah satu Mujahid Daulah Islam asal Jazirah Arab membawa satu buah mobil memuat tiga ton bahan peledak. Berhasil menghantam markas musuh di wilayah Tal Taraya, Aleppo dan membumi hanguskan 30 orang musuh.
Menginjak satu tahun usia Daulah Islam Iraq dan Syam pada Rabu (9/4/2014), juga peringatan jatuhnya Baghdad ke tangan Salibis Amerika pada tahun 2003, Mujahidin Daulah Islam menggelar operasi amaliyyah istisyhadiyyah terbesar menargetkan wilayah-wilayah mayoritas Syiah di Iraq. Sedikitnya 16 daerah jantung kehidupan Syiah di Iraq, dari pusat Baghdad ke Timur dan Tenggara dihantam oleh serangkaian serangan bom dalam sehari, merenggut jiwa puluhan Syiah dan melukai ratusan lainnya.
Mujahidin Daulah Islam Iraq dan Syam juga kembali melancarkan aksi militernya di wilayah pinggiran Utara Homs, baru-baru ini berhasil menyergap patroli militer Tentara Nushairiyyah. Media resmi Daulah Islam wilayah Homs melaporkan pada Kamis (10/4/2014), Mujahidin meledakkan bom improvisasi IED di jalan penghubung wilyah Homs dan wilayah Salamiyyeh di Provinsi Hama. Serangan tersebut sukses menghancurkan patroli musuh, dan menewaskan lima orang prajurit Syiah Nushairiyyah.
Setidaknya 40 personel militer rezim Bashar Assad tewas dalam penyerbuan Mujahidin Daulah Islam Iraq dan Syam terhadap Bandara Militer Kuwairys di Aleppo. Dilaporkan oleh Halab Today TV, Selasa (15/4/2014), tembakan roket Mujahidin tepat mengenai target meledakkan tanki bahan bakar Kerosene.Hasilnya 30 orang Tentara Nushairiyyah tewas seketika akibat ledakan besar dan dijilat kobaran api. Hingga kabar ini diturunkan, jumlah musuh yang terbunuh meningkat hingga 40 orang. Di hari yang sama Mujahidin Daulah Islam Iraq dan Syam dikabarkan telah menembak jatuh helikopter pasukan Syiah Iraq di distrik Rawah, Provinsi al Anbar. Sumber aktivis Iraq Now mengatakan pada Selasa (15/4/2014), sebanyak 17 pejabat militer tinggi Syiah Iraq tewas dalam peristiwa tersebut. Allahu Akbar!
Daulah Islam Iraq dan Syam (ISIS) juga menggempur tentara pemerintah syiah safawi di markas Al-Jassim, kota Ramadi, Provinsi Al-Anbar, Iraq pada Jum’at (18/04/14) waktu setempat. Menurut informasi yang dilansir oleh sejumlah media, sebanyak 5 kendaraan tempur jenis “Hummer” hancur ditangan mujahidin, dan sejumlah besar tentara yang berada di dalam markas Al-Jassim pun tewas. Namun,hingga berita ini diturunkan, belum ada konfirmasi mengenai kepastian jumlah korban yang tewas maupun yang luka. Masih menurut pernyataan yang disampaikan oleh sejumlah media, mujahidin ISIS kemudian berhasil menguasai dan mengontrol markas Al-Jassim. Mereka juga berhasil mendapatkan sejumlah ghonimah, seperti senjata tempur beserta amunisinya.
Sabtu pagi (19/4/2014) waktu Suriah, sebuah bom mobil meledak di pintu masuk sebelah barat kota Salamiyyah, di Provinsi Hama. Ledakan berhasil menghancurkan pos checkpoint Khadamat pasukan rezim Nushairiyyah Bashar Assad hingga luluh lantak dan tinggal puing-puingnya saja, menewaskan sejumlah personel Militer Suriah dan melukai lainnya. Pos tersebut berdekatan dengan markas Pasukan Pertahanan Suriah NDF.
Mujahidin Daulah Islam Iraq dan Syam wilayah Baghdad dilaporkan juga telah menyerbu Pusat Pendidikan dan Doktrin Syiah, bernama Universitas Imam al Kadzim pada hari Ahad (20/4/2014). Sumber Agence France Presse (AFP) mengatakan sebanyak 14 orang Syiah tewas dalam penyerangan tersebut. Penyerbuan sendiri dibuka dengan aksi amaliyyah isytisyhadiyyah salah seorang Mujahid Daulah Islam meledakkan pintu masuk kampus tersebut seperti yang dikatakan oleh salah seorang Kolonel Kepolisian Iraq.
Mujahidin Daulah juga melaksanakan dua operasi simultan di desa al Erjah dan Jiz’ah, yang terletak di timur kota, pada hari Senin (21/3/2014). Markas umum (koalisi) PKK dan Tentara Nizalah, para pengikut Hamidi al Daham di desa Jiz’ah dibombardir oleh Mujahidin dengan enam buah mortir kaliber besar. Dalam beberapa menit serangan, sebanyak 120 pasukan musuh berjatuhan, baik luka-luka maupun tewas.
Sebanyak lima orang perwira militer Bashar Assad dari berbagai peringkat jabatan tewas terbunuh setelah konvoi kendaraan yang mereka tumpangi disergap oleh Mujahidin Daulah Islam Iraq dan Syam di daerah padang pasir Provinsi Hama. Sejumlah aktivis, diantaranya Syrian Center News melaporkan, Mujahidin ISIS menyergap konvoi kendaraan pasukan Nushairiyyah di gurun Badiyyah Sya’ar pada hari Ahad (27/4/2014).
Mujahidin Daulah Islam Iraq dan Syam wilayah Sholahuddin, juga melaporkan telah menembakkan sejumlah roket jenis Grad menargetkan Markas Kepolisian Syiah Iraq. Melalui akun media sosial resminya di wilayah Sholahuddin pada hari Senin (28/4/2014), Mujahidin mengatakan bahwa tembakan roket tersebut sangat akurat dan tepat mencederai markas musuh di kota Samarra.
Mujahidin Daulah Islam Iraq dan Syam juga kembali menggelar operasi militer menumpas Tentara Nushairiyyah rezim Bashar Assad di wilayah Suriah Barat. Melalui media resminya di wilayah Homs, Mujahidin melaporkan pada hari Kamis (1/5/2014), sebanyak 13 orang Tentara Syiah Nushairiyyah tewas terbunuh setelah konvoi kendaraannya disergap oleh Mujahidin Daulah Islam.
Seorang Mujahid Muhajir Daulah Islam Iraq dan Syam asal Afrika Utara dikabarkan melancarkan sebuah serangan berani, dan sukses menewaskan puluhan Tentara Syiah Iraq di kota Ramadi, Jum’at (2/5/2014). Adalah Abu Ayyub al Maghribi, Mujahid asal Maroko menabrakkan mobil lapis baja Hummer yang memuat berton-ton bom dalam aksi amaliyyah isytisyhadiyyah terhadap gudang senjata Militer al Maliki.
Para Kestaria Ahlus Sunnah Daulah Islam Iraq dan Syam di wilayah Sholahuddin, baru-baru ini melancarkan serangkaian aksi penyerangan menargetkan Pasukan Reguler Syiah Iraq ISF bersamaan dengan Milisi Syiah Jaisy al Mahdi (baca: Jaisy Dajjal). Pada hari Sabtu (3/5/2014), ranjau improvisasi IED Mujahidin menghajar patroli polisi Rofidhoh di jalan menuju kota Samarra, Provinsi Sholahuddin. Sebanyak lima aparat keamanan Iraq tewas seketika.
Baku tembak dan pertempuran sengit antara Mujahidin Daulah Islam Iraq dan Syam melawan Tentara Nushairiyyah rezim Bashar Assad juga terus berlanjut di wilayah pegunungan di padang pasir Badiyyah asy Sya’ar. Observatorium Suriah untuk Hak asasi Manusia (SOHR), melaporkan pada hari Ahad (4/5/2014), sebanyak 40 tentara rezim tewas dan luka-luka.Statistik menyebutkan, 16 luka ringan dan berat.
Dan yang mencengangkan adalah saat mujahidin berhasil membebaskan provinsi Anbar, yakni didalamnya terdapat kota Fallujah dan Mosul.
Mujahidin Daulah Islam Iraq dan Syam berhasil menggagalkan upaya pasukan gabungan Syiah Iraq untuk menjajah kota Fallujah, Provinsi al Anbar, dan menghancurkan bala tentara mereka.
Radio pro Revolusi Iraq Hurr menuturkan, besarnya pasukan Syiah Iraq yang melibatkan gabungan pasukan dari lima lembaga pemerintah di Iraq tak mampu membuat kemajuan yang berarti dalam operasi militer di Fallujah tersebut. Pasukan gabungan Syiah Iraq terdiri dari lima kelompok, yakni pasukan Angkatan Darat, pasukan Dinas Anti Teror (CTS), pasukan Angkatan Udara Iraq, pasukan Kementrian Dalam Negeri, dan Milisi-milisi Shohawat Iraq.
Mujahidin Daulah Islam Iraq dan Syam beserta kabilah-kabilah suku Ahlus Sunnah al Anbar dalam kondisi kuat saat itu.
Di awal dimulainya operasi militer, Pasukan Syiah Iraq bergerak dari dua arah, Timur dan Utara, namun berhasil dihalau oleh Mujahidin.
Serangan pasukan Syiah Iraq kemudian diperbaharui dengan menempatkan front tempur mereka di Selatan, tepatnya wilayah al Nu’amiyyah, tak jauh dari bendungan air Fallujah. Akan tetapi juga berhasil dihalau oleh Mujahidin.
Namun dengan karunia dan izin Allah, Mujahidin Daulah Islam diberikan kemenangan gemilang dan kekalahan serta kehinaan di kubu musuh.
Banyak dari pihak pasukan Syiah Iraq yang terbunuh, dengan berbagai persenjataan modern mereka yang hancur lebur, sementara sisanya segera berlomba-lomba lari dari medan pertempuran menuju tempat aman.
Sebegitu takut dan khawatirnya, mereka mengira Mujahidin Daulah Islam akan mengejar dari belakang. Jembatan penghubung antar kota bahkan mereka ledakkan agar Mujahidin tak bisa melakukan pengejaran.
Alhasil, bebasnya kota Fallujah menjadi prestasi luar biasa bagi mujahidin ISIS, bahkan prestasi tersebut diikuti dengan ditaklukannya kota Mosul.
Kota Mosul, yang terletak di dekat Dijlah (Sungai Tigris) di bagian utara wilayah Ninawa Irak. Merupakan rumah bagi 1,8 juta orang. Kebanyakan dari mereka adalah Ahlus Sunnah. Mosul adalah kota bersejarah yang ditaklukkan pada masa Khilafah Umar bin Khatab – radiyallahuanh- dan ia saat ini merupakan kota terbesar kedua di Irak setelah Baghdad. Lokasinya terletak pada persimpangan yang menghubungkan Irak ke Suriah dan Turki. Mosul juga sangat penting bagi perekonomian, mengingat terdapat ladang dan kilang minyak, dan juga jalur pipa yang mengirimkan minyak ke Syam dan Turki. Banyak wilayah Irak yang bergantung pada Mosul untuk memasok listrik.
Pada senin ini, Daulah Islam Irak dan Syam membebaskan kota ini seluruhnya. Dengan operasi “masuk melalui pintu depan” berhasil membuat kota tersebut dibawah kontrol penuh Daulah Islam, dan membebaskan ratusan tawanan dari penjara Rafidhah. Ini merupakan perubahan strategi Daulah Islam,
yang meninggalkan benteng-benteng mereka di gurun pasir, dan berpindah ke kota-kota. Semenjak jihad dimulai pada tahun 2003, Provinsi Anbar telah menjadi benteng mujahidin, dengan Fallujah sebagai pusat jihadnya.
Terlepas dari keuntungan memiliki basis yang kuat, Daulah Islam (ISIS) mengerti bahwa dengan hanya memiliki satu basis saja akan memudahkan musuh memfokuskan serangan mereka. Oleh karena itu, Daulah Islam memandang penting untuk meluaskan pusat kekuataannya dan melakukan operasi besar-besaran di sejumlah wilayah sebagai bentuk membuat bingung pasukan Rafidhah dan memecah belah pasukan mereka menjadi pasukan yang kecil-kecil dan secara rutin merebut kota dan desa mereka.
Daulah akan melanjutkan pemerintahan di daerah yang ditaklukkan dengan menerapkan syariat Islam, melayani penduduk dengan sejumlah aktivitas sosial, dan mendidik, merekrut, melatih, dan menghasilkan sebanyak-sebanyaknya kaum muslimin untuk turut berperan dalam mendirikan Kekhilafahan Islam.
Keberhasilan strategi tersebut mencapai puncaknya pada hari Senin setelah Pasukan Daulah Islam melancarkan operasi pembebasan Mosul. Setelah mendapatkan informasi dari unit intelijen Daulah Islam, yang mempelajari area kota Mosul. Rencana pengalihan pun dilakukan dengan menyerang dan merebut sebagian kota Samarra. Pengalihan ini berjalan sukses dan menarik perhatian pasukan Rafidhah, dan Daulah Islam dengan cepat mengambil keuntungan ini. Mujahidin bergerak bertempur ke Kota Mosul dan pasukan Rafidhah mulai meninggalkan pos-pos mereka dan kabur. Mujahidin memasuki Mosul melalui tempat yang berbeda, dan berkat rahmat Allah, kami berhasil mengambil alih seluruh markas mereka, termasuk markas Ghazlani dan Markas Operasional , Markas Divisi 2, Penjara Badush, serta markas brigade dan resimen lainnya. Lebih lanjut, ratusan tahanan termasuk diantaranya tahanan wanita dibebaskan. Alhamdulillah, Daulah Islam kini mengontrol penuh seluruh akses masuk ke kota Mosul.
Anggota parlemen Thagut, Osama Al Nujaifi mengkritik tentara Irak yang meninggalkan pos-posnya, dan menyebutnya sebagai “melalaikan kewajiban”, ironisnya saudaranya sendiri Atheel Al Nujaifi, gubernur Provinsi Ninawa, justru ikut melalaikan tugas menyelamatkan nyawanya dari Daulah Islam. Bahkan lebih memalukan, karena ia sebelumnya meminta rakyat Mosul untuk ikut mempertahankan kota, beberapa jam sebelum ia berkemas dan kabur.
Dengan pembebasan Mosul, Daulah Islam kini sekali lagi mengkontrol wilayah yang penuh populasi, seperti Raqqa di Syam. Dan Daulah Islam terus memperhatikan kebutuhan masyarakat dan membuat keduanya (Raqqa dan Mosul) stabil dalam melawan kedua rezim yang didukung Iran (Suriah dan Irak), menghancurkan kedua sahwat (di Irak dan Suriah) yang disupport Amerika, dan waspada terhadap orang-orang Kurdistan, yakni Peshmerga dan PKK yang ada di Irak dan Suriah.
Pemerintahan Rafidhah kini sedang berusaha bangkit kembali, dimana Al Maliki menyatakan Irak dalam keadaan darurat dan Osama Al Nujaifi mengemis bantuan kepada Amerika dan Kurdistan. Kemenangan ini diikuti dengan dibebaskanya kota Tikrit, ibukota provinsi Salahuddin. Tentara Safawi dan politikus disana kabur, dengan menanggalkan seragam mereka dan meninggalkan markas-markas mereka.
Dalam pidato yang berjudul “Kemenangan ini adalah dari Allah”, mujahid Syaikh Abu Muhammad Al Adnani As Shami – Juru Bicara Daulah Islam – meminta para tentara Daulah untuk bergerak menuju Baghdad, dan terus maju hingga ke Najaf dan Karbala. Ia juga memuji komandan militer Daulah yang menyusun strategi di balik kemenangan akhir-akhir ini yakni Abu Abdir Rahman Al Bilawi. Beliau mendapatkan syahada sesaat sebelum ditaklukkannya Mosul.
Pelajaran penting yang disampaikan oleh Syaikh adalah agar para mujahidin tetap merendahkan diri dan bersyukur kepada Allah atas kemenangan ini, karena kesombongan akan membuat kemenangan ditarik kembali.
Melalui saluran resmi media Daulah Islam, Yayasan Al-Furqon, Khilafah Islamiyah yang menjadi dambaan umat Islam seluruh dunia hampir 100 tahun (sejak keruntuhannya pada 3 Maret 1924) dideklarasikan di awal bulan yang penuh barokah, 1 Ramadhan 1435 Hijriyyah atau bertepatan dengan tanggal 29 Juni 2014. Juru Bicara ISIS, yakni Syaikh Muhammad Al Adnani menyampaikan bahwa ISIS dibubarkan, dan dibentuklah sebuah negara yang islami yakni sebuah Kekhilafahan. Kekhilafahan tersebut dinamakan sebagai Kekhilafahan Ibrahim Ibnu Awwad, yakni merupakan nama asli dari Syaikh Abu Bakar Al Baghdadi.
Al Adnani mengatakan bahwa ISIS telah memenuhi seluruh syarat-syarat sebuah khilafah yang telah disebutkan oleh para ulama, dan beliau telah dibai’at di Iraq oleh Ahlul Halli wal ‘Aqdi di Daulah Islamiyyah sebagai pengganti bagi Abu Umar Al Baghdadiy rahimahullah, dan kekuasaannya telah meluas ke wilayah-wilayah yang luas di Iraq dan Syam, dan sesungguhnya rakyat telah tunduk kepada perintah dan kekuasaannya dari Halb sampai Diyala.
Benar apa yang dikatakan Dewan Syariah Daulah Islam Di Iraq Dan Syam, sesungguhnya hal dari Islam yang sangat ditakuti dan dikhawatirkan oleh orang-orang kafir Barat bukan sholat ataupun puasa, akan tetapi yang mereka takutkan dari Islam adalah penerapan syariat Islam secara kaffah (sempurna) karena mereka faham berul bahwasanya penerapan syariat Islam secara kaffah itu akan menumbangkan kekuasaan mereka sehingga menjadi kekuasaan hanya milik Allah semata.
Dengan suara yang tegas, tenang, dan berwibawa, juru bicara Khilafah Islam, Syekh Mujahid Abu Muhammad Al Al-Adnany mengawali pembacaan deklarasi (setelah salam dan sholawat) dengan mengutip firman Allah SWT., dalam Al-Qur’an Surat An-Nur ayat 55 yang menjelaskan tentang Tamkin Dan Istikhlaf dan Amn, atau kekuasaan dan kemenangan, serta keamanan yang merupakan janji dari Allah SWT kepada kaum Muslimin.
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kamu dan mengerjakan amal-amal yang sholeh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa.”
Ketika Daulah Islam Di Iraq Dan Syam mendeklarasikan lahir dan tegaknya Khilafah, maka Amerika dan sekutu-sekutunya menjadi lebih takut dari sebelumnya. Dan kini, setelah Daulah berkembang eksistensinya dan atas idzin Allah SWT., berhasil membebaskan (futuhat) kota-kota utama di Iraq, seperti Tikrit, Ramadi, dan Mosul, maka semakin gemetaranlah seluruh musuh-musuh Allah dan orang-orang yang ada penyakit di hatinya. Sekali lagi, yang paling mereka takutkan adalah berlakunya seluruh hukum-hukum Allah SWT., di muka bumi ini melalui tangan-tangan Mujahidin Khilafah dan di bawah pengawasan dan kendali Amirul Mu’minin, Syekh Abu Bakar Al-Baghdady.
Komandan Sektor Utara Daulah, Syekh Umar Al-Syisani-hafizahullah-pernah menyatakan alasan utama yang membuat beliau bergabung dengan Daulah Islam, yakni beliau berkata : “Mereka-Insya Allah-memiliki proyek yang nyata dan paling berhasil dalam membangun Negara, Pun aku tidak berjihad agar aku memiliki kewenangan memerintah atau membesarkan nama diri sendiri ataupun brigade yang aku dirikan. Tapi aku bekerja untuk menerapkan syariat Allah di muka bumi, dan mengembalikan Khilafah Islam. Aku menyaksikan bahwa Daulah Islam memiliki proyek yang efektif untuk mendirikan Daulah Islam di atas manhaj Nubuwwah, yang mana itu konsisten dengan harapanku.”
Dan pada Jum’at 4 Juli 2014 bertepatan dengan tanggal 6 Ramadhan 1435 Hijriyyah, memperlihatkan jati dirinya, memberikan khutbah Jum’at di Masjid Agung Al-Kabir, di kota Mosul.
Kehadiran Amirul Mu’minin yang memperlihatkan wajahnya secara utuh menjawab seluruh keraguan, syak, dan kedengkian orang-orang yang masih belum bisa menerima Khilafah Islamiyah yang baru saja di deklarasikan karena beralasan bahwa Sang Imam, Amirul Mu’imin, majhul, tidak diketahui siapa orangnya dan wajahnya seperti apa.
Dirilis resmi oleh media Khilafah Islamiyah, Al-Furqon, Syekh Abu Bakar Al-Baghdady tampil secara utuh dalam khutbah Jum’at pertama dan bersejarah tersebut. Mengenakan jubah dan surban hitam, dengan janggut lebat hitam, menambah kegagahan dan kewibawaan Amirul Mu’minin dengan wajah yang memancarkan keteduhan hati dan ketawadhuan.
Beliau meminta kepada umat muslim agar mentaatinya selama ia berada diatas kebenaran, dan jangan takut untuk menasehatinya jika dirinya melakukan kesalahan. Subhanallah
Itulah sejarah dan perkembangan Kekhalifahan Ibrahim Ibnu Awwad, sungguh dari kelahirannya dan pertumbuhannya, para mujahid Khilafah telah menunjukkan bersihnya manhaj, dan jelasnya bendera. Tidak rela bercampur baur dan menegosiasikan kekufuran, bahkan tidak memberikan sedikitpun toleransi kepada kemunafikan.
Dan sungguh kami telah bersama mereka sejak mereka masih ‘kecil’ pada tahun 2006, bahkan ada yang dari kami lebih jauh dari pada itu.
Kami tak pernah merubah pendirian kami selama ini, dan tetap mendukung mereka, baik dalam keadaan senang maupun susah. Mereka bukanlah ‘anak kemaren sore’, tetapi justru itu adalah kalian (yang mengatakan demikian) karena keterlambatan kalian mengenal dunia mujahidin.

Dan sungguh aqidah dan manhaj mereka tetaplah sama, dan fitnah serta celaan kepada mereka pun tetaplah sama. Kami adalah saksi hidup atas mereka, dan mereka pun masih hidup untuk menyaksikan fitnah itu terulang.

Maka inilah catatan sejarah tentang mereka, maka catatlah apa yang akan mereka lakukan kelak. Karena sungguh, tidak ada yang pantas mendapatkan berkah ini, kecuali oleh mereka yang tulus mengorbankan nyawa dan darah mereka untuk Allah.

Sesungguhnya kemuliaan hanya milik Allah, Rasulnya, dan orang-orang beriman, namun orang kafir tidak mengetahuinya! Allahu Akbar!

Tiada ulasan: